Sholat (baca juga Macam Macam Sholat) mempunyai beberapa sunnah yg dianjurkan utk kita kerjakan sehingga menambah pahala kita menjadi banyak . Di antaranya:
- Mengangkat kedua tangan sejajar dgn bahu atau sejajar dgn kuping pd keadaan sbg berikut:
- Ketika ber-takbiratul ihram.
- Ketika ruku’.
- Ketika bangkit dari ruku’.
- Ketika berdiri setelah rakaat kedua ke rakaat ketiga. Hal ini berdasarkan hadits Ibnu Umar radhiyallahu anhu: “Bahwasanya Nabi Shallallaahu alaihi wasallam apabila beliau melaksanakan shalat, beliau mengangkat kedua tangannya sampai sejajar dgn kedua bahu beliau, kemudian membaca takbir. Apabila beliau ingin ruku’ beliau pun mengangkat kedua tangannya seperti itu, & begitu pula kalau beliau bangkit dari ruku’.” (Muttafaq ‘alaih) Adapun ketika berdiri utk rakaat ketiga, hal ini ber-dasarkan apa yg dilakukan Ibnu Umar, dimana beliau apabila berdiri dari rakaat kedua beliau mengangkat kedua tangannya. (Hadis Riwayat: Al-Bukhari secara mauquf, Al-Hafidz Ibnu Hajar berkata: Dan riwayat ini dihukumi marfu’). Dan Ibnu Umar menisbatkan hal tersebut kpd Nabi Shallallaahu alaihi wasallam.
- Meletakkan tangan
kanan di atas tangan kiri di atas dada atau di bawah dada & di atas
pusar. Hal ini berdasar-kan perkataan Sahl bin Sa’d radhiyallahu anhu:
“Orang-orang (di masa Nabi Shallallaahu alaihi wasallam) disuruh utk
meletak-kan tangan kanan di atas tangan kiri dalam shalat.” (Hadis
Riwayat: Al-Bukhari secara mauquf. Al-Hafidz Ibnu Hajar berkata:
”Riwayat ini dihukumi marfu’)
Dan berdasarkan hadits Wail bin Hijr radhiyallahu anhu: “Saya pernah shalat bersama NabiShallallaahu alaihi wasallam , kemudian beliau meletakkan tangan kanannya di atas tangan kiri di atas dadanya.” (Hadis Riwayat: Ibnu Huzaimah, shahih) - Membaca do’a iftitah. Ada beberapa contoh do’a iftitah, di antaranya: “Ya Allah, jauhkanlah jarak antara aku & dosa-dosaku sebagaimana Engkau jauhkan jarak antara timur & barat. Ya Allah bersihkanlah aku dari segala dosa-dosaku sebagaimana pakaian yg putih dibersihkan dari noda. Ya Allah, basuhlah dosa-dosaku dgn air, es & embun.” (Muttafaq ‘alaih) “Maha Suci Engkau ya Allah, & dgn memujiMu. Maha Suci namaMu & Maha Tinggi kebesaranMu, & tiada Ilah selain Engkau.” (Hadis Riwayat: Muslim secara mauquf -terhenti sanadnya kpd Umar bin Khattab & diriwayatkan oleh Abu Daud, At-Tirmidzi & Al-Hakim secara marfu’ -bersambung sanad-nya hingga kpd Nabi Shallallaahu alaihi wasallam-, shahih)
- Membaca isti’adzah pd rakaat pertama & membaca basmalah dgn suara pelan pd tiap-tiap rakaat. Hal ini berdasarkan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:”Maka apabila kamu membaca Al-Qur’an, maka hen-daklah kamu memohon perlindungan kpd Allah dari syaitan yg terkutuk.” (An-Nahl: 98)
- Membaca aamiin setelah membaca surat Al-Fatihah. Hal ini disunnahkan kpd setiap orang yg shalat, baik sbg imam maupun makmum atau shalat sendirian. Hal ini berdasarkan hadits Rasulullah Shallallaahu alaihi wasallam: “Apabila imam membaca maka bacalah aamiin. Maka sesungguhnya barangsiapa yg bacaan aamiin-nya berbarengan dgn aamiin-nya malaikat, maka akan diampuni segala dosa-dosanya yg terdahulu.” (Hadis Riwayat: Al-Bukhari & Muslim dgn maknanya)Juga dikarenakan apabila Rasulullah Shallallaahu alaihi wasallam membaca: beliau membaca aamiin & beliau pun memanjangkan suaranya. (Hadis Riwayat: Abu Daud & At-Tirmidzi dari sahabat Wa’il bin Hijr dgn sanad shahih).
- Membaca ayat setelah membaca surat Al-Fatihah. Dalam hal ini cukup dgn satu surat atau beberapa ayat Al-Qur’an pd 2 rakaat shalat Subuh & 2 rakaat pertama pd shalat Dhuhur, Ashar, Maghrib & Isya. Hal ini berdasarkan hadits Rasulullah Shallallaahu alaihi wasallam: “Rasulullah Shallallaahu alaihi wasallam ketika shalat dzuhur membaca Ummul Kitab (Al-Fatihah) & 2 surat pd 2 rakaat pertama, & beliau membaca Ummul Kitab saja pd 2 rakaat berikutnya & terkadang beliau perdengar-kan ayat (yang dibacanya) kpd para sahabat.” (Muttafaq ‘alaih)
- Mengeraskan bacaan Al-Fatihah & surat pd waktu shalat jahriah (yang dikeraskan bacaannya) & merendahkan suara pd shalat sirriah (yang dipelankan bacaannya). Yaitu mengeraskan suara pd 2 rakaat yg pertama pd shalat Maghrib & Isya & pd kedua rakaat shalat Subuh. Dan merendahkan suara pd yg lainnya. Ini semuanya dalam pelaksanaan shalat fardhu, & ini tsabit (dicontohkan) & populer dari Rasulullah Shallallaahu alaihi wasallam, baik secara perkataan maupun perbuatan. Adapun pd shalat sunnah, maka dianjurkan utk merendahkan suara apabila dilaksanakan pd siang hari & disunnahkan mengeraskan suara jika shalat sunnah itu dilaksanakan pd waktu malam hari, terkecuali apabila takut mengganggu orang lain dgn bacaannya itu, maka disunnahkan baginya utk merendahkan suara ketika itu.
- . Memanjangkan bacaan pd shalat Subuh, membaca dgn bacaan yg sedang pd shalat Dzuhur, Ashar & Isya’, & disunnahkan memendekkan bacaan pd shalat Maghrib. Hal ini berdasarkan hadits berikut: “Dari Sulaiman bin Yasar, dari Abu Hurairah radhiyallaahu anhu, beliau berkata, ‘Aku tdk pernah melihat seseorang yg lbh mirip shalatnya dgn shalat Rasulullah daripada si Fulan -seorang imam di Madinah-.’ Sulaiman berkata, ‘Kemudian aku shalat di belakang orang tersebut, dia memperpanjang bacaan pd 2 rakaat pertama shalat Dzuhur & mempercepat pd 2 rakaat berikutnya. Mempercepat bacaan surat dalam shalat Ashar. Dan pd 2 rakaat pertama shalat Maghrib ia membaca surat mufashshal(1) yg pendek, sedang pd 2 rakaat pertama shalat Isya’ ia membaca surat mufashshal yg sedang, selanjutnya pd shalat Subuh ia membaca surat-surat mufashshal yg panjang’.” (Hadis Riwayat: Ahmad & An-Nasai, shahih)
-
Cara duduk yg tsabit (diriwayatkan) dari Rasulullah Shallallaahu alaihi
wasallam dalam shalat adl duduk iftirasy (bertumpu pd paha kiri) pd
semua posisi duduk & semua tasyahhud selain tasyahhud akhir. Apabila
ada 2 tasyahhud dalam shalat itu, maka dia harus duduk tawar-ruk pd
tasyahhud akhir. Hal ini berdasarkan perkataan Abu Hamid As-Sa’idi di
hadapan para sahabat. Ketika ia menerangkan shalat Rasulullah
Shallallaahu alaihi wasallam, di antaranya menyebut-kan: “Maka apabila
beliau duduk setelah 2 rakaat, beliau duduk di atas kaki kiri sambil
menegakkan telapak kaki kanan, & apabila beliau duduk pd rakaat
akhir beliau majukan kaki kiri sambil menegakkan telapak kaki yg
satunya, & beliau duduk di lantai.” (Hadis Riwayat: Al-Bukhari)Dari
penjelasan di atas dpt kita pahami apa arti iftirasy & apa arti
tawarruk. Iftirasy: Yaitu duduk di atas kaki kiri sambil menegak-kan telapak kaki kanan.
Tawarruk : Yaitu Meletakkan telapak kaki kiri di bawah betis kanan, kemudian mendudukkan pantat di alas/lantai & menegakkan telapak kaki kanan.
Keterangan: Rasulullah Shallallaahu alaihi wasallam, apabila duduk tasyahhud, beliau meletakkan tangan kirinya di atas paha kiri & tangan kanannya di atas paha kanan, kemudian beliau menelunjukkan dgn jari telunjuk. (Hadis Riwayat: Muslim)
Dan beliau tdk melebihkan pandangannya dari telunjuk itu. (Hadis Riwayat: Abu Daud, shahih) - Berdo’a pd waktu sujud. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah Shallallaahu alaihi wasallam: “Ketahuilah! Sesungguhnya aku dilarang membaca Al-Qur’an ketika ruku’ & sujud. Adapun yg dilakukan pd waktu sujud maka hendaklah kamu membesarkan Rabbmu & pd waktu sujud maka hendaklah kamu bersungguh-sungguh berdoa, niscaya dikabulkan do’a-mu.” (Hadis Riwayat: Muslim)
- Membaca shalawat utk Nabi Shallallaahu alaihi wasallam pd waktu tasyahhud akhir, yaitu setelah membaca tasyahhud: lalu membaca: “Ya Allah, bershalawatlah Engkau utk Nabi Muhammad & juga keluarganya sebagaimana Engkau bershalawat kpd Nabi Ibrahim & keluarganya. Dan berkatilah Nabi Muhammad beserta keluarganya seba-gaimana Engkau telah memberkati Nabi Ibrahim & juga keluarganya. Pada sekalian alam, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia). (Hadis Riwayat: Muslim & lainnya dgn sanad shahih)
- Berdo’a setelah selesai dari membaca tasyahhud & membaca shalawat utk Nabi dgn do’a yg dicontohkan Rasulullah Shallallaahu alaihi wasallam. Beliau bersabda: “Apabila salah seorang kamu selesai membaca shalawat, maka hendaklah ia berdo’a utk meminta perlindungan dari 4 hal, kemudian dia boleh berdo’a sekehendaknya, keempat hal tersebut adalah: “Ya Allah, aku berlindung kepadaMu dari siksa Neraka Jahannam, siksa kubur, fitnah hidup & fitnah mati serta fitnah Al-Masih Ad-Dajjal.” (Hadis Riwayat: Al-Baihaqy, shahih)
- Salam kedua ke kiri. Hal ini berdasarkan hadits riwayat Muslim: “Bahwasanya Rasulullah Shallallaahu alaihi wasallam melakukan salam ke kanan & ke kiri sehingga terlihat putihnya pipi beliau.” (Hadis Riwayat: Muslim)
- Beberapa dzikir & do’a setelah salam.
Telah diriwayatkan beberapa dzikir & do’a setelah salam dari
Rasulullah Shallallaahu alaihi wasallam yg disunnahkan utk dibaca. Di
sini akan kami pilihkan beberapa dzikir & do’a, di antaranya:Dari
Tsauban radhiyallaahu anhu, ia berkata, ‘Rasulullah Shallallaahu alaihi
wasallam, apabila selesai shalat beliau membaca istighfar
3 kali(1) & membaca: “Ya Allah, Engkaulah Yang Maha Sejahtera, dari
Mulah kesejahteraan, Maha Suci Engkau wahai Rabb Yang Maha Agung &
Maha Mulia.” (Hadis Riwayat: Muslim) “Dari Mu’adz bin Jabal , bahwasanya
Nabi Shallallaahu alaihi wasallam pd sesuatu hari memegang tangannya,
kemudian bersabda, ‘Wahai Mu’adz, sesungguhnya aku mencintai kamu, aku
berpesan kepadamu wahai Mu’adz, janganlah kamu tinggalkan setelah
selesai shalat membaca do’a: “Ya Allah, tolonglah aku di dalam
berdzikir, bersyukur & beribadah dgn baik kepadamu.” (Hadis Riwayat:
Imam Ahmad, Abu Daud & Al-Hakim, hadits shahih) “Dari Mughirah bin
Syu’bah , bahwasanya Rasulullah shallallahu alaihi wasallam membaca pd
tiap selesai shalat fardhu: “Tiada sesembahan yg hak melainkan Allah
Yang Maha Esa, tdk ada sekutu bagiNya. MilikNyalah ke-rajaan &
pujian, sedang Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Ya Allah tdk ada yg
mampu mencegah apa yg Engkau berikan & tdk ada yg mampu memberi apa
yg Engkau cegah. Dan tidaklah berguna kekuasaan seseorang dari ancaman
siksaMu.” (Hadis Riwayat: Al-Bukhari & Muslim) “Dari Abu Hurairah ,
bahwa Nabi Shallallahu alaihi wasallam bersabda, ‘Siapa yg membaca
tasbih ‘ ‘ 33 kali & tahmid ‘ ‘ 33 kali serta takbir ‘ ‘ 33 kali
(jumlahnya menjadi 99), kemudian menggenapkan hitungan keseratus dgn
bacaan: (Tiada sesembahan yg haq melainkan Allah Yang Maha Esa, tiada
sekutu bagiNya. MilikNya kerajaan & segala pujian, sedang Dia Maha
Kuasa atas segala sesuatu), maka ia akan diampuni kesalahan-kesalahannya
sekalipun sebanyak buih di lautan’.” (Hadis Riwayat: Muslim)”Dari Abu
Umamah , bahwa NabiShallallaahu alaihi wasallam bersabda, ‘Ba-rangsiapa
membaca Ayat Kursi pd tiap-tiap selesai shalat, maka tdk ada lagi yg
menghalanginya utk masuk Surga hanya saja dia akan meninggal dunia’.”
(Hadis Riwayat: An-Nasai, Ibnu Hibban & Ath-Thabrani, shahih) Dari
Sa’d bin Abi Waqqas , bahwasanya dia mengajari anak-anaknya beberapa
bacaan sebagaimana halnya ketika seorang guru mengajari anak-anak
menulis, & dia berkata, ‘Sesungguhnya Rasulullah Shallallaahu alaihi
wasallam memohon perlindungan kpd Allah dgn membaca bacaan-bacaan
tersebut pd tiap-tiap selesai shalat, yaitu: “Ya Allah, aku
berlindung kepadaMu dari sifat kikir & pengecut. Aku berlindung
kepadaMu agar aku tdk dija-dikan pikun. Dan aku berlindung kepadaMu dari
fitnah (cobaan) dunia & dari siksa kubur.” (Hadis Riwayat: Al-Bukhari)
(Baca juga Seputar Sholat Tarawih dan Qunut Witir)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar