Sabtu, 05 April 2014

Allah Maha Mengetahui Segala Galanya

Ketika merasa lelah dan tak berdaya dari usaha yang sepertinya sia sia…
Allah SWT tahu betapa keras engkau telah berusaha.
Ketika menangis sekian lama dan hatimu telah merasa pedih...
Allah SWT telah menghitung air matamu.
Ketika brpikir hidupmu menunggu sesuatu dan waktu serasa berlalu begitu saja...
Allah SWT sedang menunggu bersamamu.
Ketika merasa sendirian dan teman temanmu terlalu sibuk untuk menelpon....
Allah SWT selalu berada disampingmu.
Ketika berpikir telah mencoba segalanya dan tidak tahu lagi hendak berbuat apa lagi....
Allah SWT sudah tahu jawabannya.
Ketika segala sesuatu menjadi tidak masuk akal merasa tertekan...
Allah Swt dapat menenangkanmu.
Jika tiba tiba kau dapat melihat jejak jejak harapan...
Allah SWT sedang berbisik kepadamu.
Ketika segala sesuatu berjalan lancar dan kau ingin mengucap syukur...
Allah SWT telah memberkatimu.
Ketika sesuatu telah terjadi dan kau dipenuhi ketakjuban...
Allah SWT telah tersenyum kepadamu.
Ketika kau mempunyai tujuan untuk dipenuhi dan mimpi untuk digenapi....
Allah SWT telah membuka matamu dan memanggilmu dengan namamu.

http://image.slidesharecdn.com/pel-150203011251-conversion-gate02/95/pel-11-unit-6-al-alim-allah-maha-mengetahui-2-638.jpg?cb=1422947601

Ingat...!!!
Dimanapun dan kemanapun kau menghadap....

ALLAH MAHA TAHU
Ketika menggunungnya dosa merusak kepekaan hati
Ketika nafsu menjerat diri
Ketika jiwa tidak ingat bekal diri dan melupakan Rabbul Izati
bahkan ketika nurani seolah-olah mati
dan cermin hati tak lagi jujur tentang siapa diri….,
serta tak tahu apa yang harus diperbuat untuk perbaikan diri,
satu hal yang harus kau ingat dan akui,
Allah Maha Tahu…., Allah Maha Tahu…,
Untuk setiap langkah yang terayunkan, Allah tahu…
Untuk setiap coretan pena yang tertuliskan, Allah tahu…
Untuk setiap kekata yang terucapkan, Allah tahu…
Untuk setiap angan dalam pikiran, Allah tahu…
Untuk setiap prasangka yang menyapa benak, Allah tahu…
Untuk setiap pandang mata yang berkhianat, Allah tahu…
Untuk setiap lintas pikiran yang berimajinasi fantasi, Allah tahu…
Untuk setiap bisikan hati yang tidak diketahui, Allah tahu…
Untuk setiap penyakit hati seperti iri-dendam-dengki, Allah tahu…
Untuk setiap ingin hati agar dipuji, Allah tahu…
Untuk setiap bisik hati untuk riya’ sebelum-ketika-sesudah beramal, Allah tahu…
Untuk setiap niat yang tak terdeteksi, Allah tahu…
Untuk setiap lintas pikiran ingat orang yang kau nanti, Allah tahu…
Untuk setiap rindu yang kau nyanyikan di detak-detik waktu, Allah tahu…
Untuk setiap rasa yang menyapa keping hati yang ingin bicara, Allah tahu…
Untuk setiap cinta yang kau titipkan di sudut-sudut hatimu, Allah tahu…
Untuk setiap pikiran-tenaga-waktu dan air mata karena orang yang kau cinta, Allah tahu…
Untuk setiap duka yang ingin kau ubah menjadi suka, Allah tahu…
Untuk setiap tangis yang ingin kau ganti dengan tawa, Allah tahu…
Untuk setiap senyum yang tersungging karena melihat bebintangan, Allah tahu…
Untuk setiap mimpi yang menjadi bunga tidurmu, Allah tahu…
Untuk setiap doa yang kau lantunkan dalam sujud-sujud panjang, Allah tahu…
Untuk setiap tangis di hening malam, Allah tahu…
Untuk setiap istighfar atas segala dosa, Allah tahu…
Untuk setiap sujud di ujung bumi, Allah tahu…
Untuk sebutir pasir di setiap gurun pasir, Allah tahu…
Untuk setiap bentuk telapak tangan, Allah tahu…
Untuk setiap kepalan tangan, Allah tahu…
Untuk setiap airmata pada tiap bulu mata, Allah tahu…
Untuk setiap yang kau pikirkan, Allah tahu…
Untuk setiap yang kau ucapkan, Allah tahu…
Untuk setiap salah yang kau sengaja-tidak kau sengaja, Allah tahu…
Untuk setiap dosa yang kau tutup rapat-rapat di gelap malam, Allah tahu…
Untuk setiap aib diri yang coba kau tutupi dari mata manusia, Allah tahu…
Kau mungkin lupa, atau pura-pura lupa, tetapi ingatlah, “Wa mâ kâna Rabbuka nasiyyâ, Allah tidak pernah lupa”
Dialah Allah…, yang maha tahu segala-gala…,

يَعْلَمُ خَائِنَةَ الْأَعْيُنِ وَمَا تُخْفِي الصُّدُورُ

“Dia mengetahui (pandangan) mata yang khianat dan apa yang disembunyikan oleh hati.” (al Mu’min : 19).

قُلْ كَفَىٰ بِاللَّهِ بَيْنِي وَبَيْنَكُمْ شَهِيدًا ۖ يَعْلَمُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۗ وَالَّذِينَ آمَنُوا بِالْبَاطِلِ وَكَفَرُوا بِاللَّهِ أُولَٰئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ

Maka, “Katakanlah: “Cukuplah Allah menjadi saksi antaraku dan antaramu. Dia mengetahui apa yang di langit dan di bumi.” (al Ankabut : 52).

http://image.slidesharecdn.com/asmaulhusna-131125092912-phpapp01/95/asmaul-husna-12-638.jpg?cb=1385393399
Allah Al Aliim (Allah Yang Maha Mengetahui)

  Siapapun yang merasa Allah Mengetahui segala sesuatu maka orang tersebut akan jauh lebih tenang. Apakah Allah tahu rezeki kita dimana? Siapa yang menguasai rezeki kita? Apakah Allah Tahu keperluan kita? Siapa yang menciptakan keperluan kita? Allah. 

Allah yang menciptakan perut kita dan Allah yang menciptakan lapar, Allah juga yang menciptakan makanan, maksudnya supaya didalam lapar kita ingat Allah, dalam mencari isi perut kita dekati Allah, kalau kenyang puji Allah.

Kita puluhan tahun hidup jarang memikirkan air, padahal air lebih penting daripada makan. Tidak ada makanan, kita bisa tahan puluhan hari. Tapi air lebih penting, darah kita ini selnya air, sel tubuh kita ini lebih banyak airnya, otak apalagi.

Allah menciptakan paru- paru, dan kita tidak mengerti tentang paru- paru. Allah ciptakan juga udara, gratis, karena Allah Maha Tahu kita tidak kuat membayar. Allah Maha Tahu, Dia Menciptakan kuku dan rambut tanpa ada sel syarafnya, lalu memerintahkan kita memotongnya dan Allah tidak dibuat kuku dan rambut tersebut sakit dan berdarah. Begitulah, Allah mendesain dan menciptakan semuanya dengan sempurna.

Berikut ayat- ayat ringkas bahwa Allah Maha Mengetahui segala- galanya:

•      وَعِندَهُ مَفَاتِحُ الْغَيْبِ لاَ يَعْلَمُهَا إِلاَّ هُوَ وَيَعْلَمُ مَا فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَمَا تَسْقُطُ مِن وَرَقَةٍ إِلاَّ يَعْلَمُهَا وَلاَ حَبَّةٍ فِي ظُلُمَاتِ الأَرْضِ وَلاَ رَطْبٍ وَلاَ يَابِسٍ إِلاَّ فِي كِتَابٍ مُّبِينٍ 

“Dan di sisi Allahlah kunci-kunci semua yang ghoib, tidak ada yang mengetahuinya selain Dialah Allah sendiri, dan Dia mengetahui apapun yang ada di daratan dan Dia mengetahui apapun yang ada di lautan dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dialah Allah mengetahuinya pula, dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak ada satu pun yang basah dan tak ada satu pun yang kering melainkan semua tertulis di lauh mahfudz, kitab yang nyata. “ (QS Al- An’am: 59)

•    يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ وَهُوَ الْعَلِيمُ الْقَدِيرُ ,

“Allah menciptakan apa saja yang Dia kehendaki, dan Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa.” (QS Ar- Rum: 54)

•     إِنَّ اللّهَ بِمَا يَعْمَلُونَ مُحِيطٌ 

“Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apapun yang mereka kerjakan.” (surat Al- Imron: 120)

•    إِنَّ رَبِّي بِمَا تَعْمَلُونَ مُحِيطٌ

“Sesungguhnya pengetahuan Robbku, Tuhanku, meliputi apapun yang kamu kerjakan.” (QS Huud: 92)

•    وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنسَانَ وَنَعْلَمُ مَا تُوَسْوِسُ بِهِ نَفْسُهُ وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيدِ   

“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikan di dalam hatinya. Dan Kami lebih dekat kepadanya dari pada urat lehernya.” (QS Qaaf: 16)

•    وَاللّهُ يَعْلَمُ مَا تُسِرُّونَ وَمَا تُعْلِنُونَ  

“Dan Allah Mengetahui apa yang kamu rahasiakan dan apapun yang kamu lahirkan.” (QS An Nahl: 19)

إِنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ غَيْبَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۚ وَاللَّهُ بَصِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ

inna allaaha ya'lamu ghayba alssamaawaati waal-ardhi waallaahu bashiirun bimaa ta'maluuna

“Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang gaib di langit dan di bumi. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (al Hujurat : 18).

Sempurnakan Ikhtiar
Hebatnya kita ikhtiar tidak akan keluar dari takdir, pindah dari takdir satu ke takdir lain. Ada yang sudah ikhtiar habis-habisan tetap tidak sembuh sakitnya, karena Allah akan mengganti kesembuhan lahir dengan kesembuhan hati. Sakit tetap tapi iman makin kuat, ini lebih bernilai dari pada sehat badan. Sempurnakan saja ikhtiar, lalu kenapa ada yang sudah ikhtiar tapi Allah tidak memberikan yang kita inginkan? Bukan Allah tidak punya, tapi Allah lebih tahu apa yang terbaik bagi kita, bentuknya, waktunya. Kita tidak usah Mengatur Allah, Allah yang Maha Tahu. Allah Menyuruh takwa, dalam ikhtiar kita sempurnakan.

Seperti apapun tubuh kita ini sudah dirancang sempurna, Allah yang merancang , tapi kenapa ada yang cacat? Sebenarnya tidak ada yang cacat ciptaan Allah, pasti di sana Allah menunjukan sesuatu kebesaran, jangan sangka yang dianggap cacat itu punya kekurangan. Bahkan mereka punya banyak kelebihan, saudara kita yang tuna netra kan luar biasa, mereka mengarungi hidup tanpa melihat. Orang yang diberi keterbatasan sebentar kok di dunia ini, kalau dia ridho, Allah ridho. Jika dihina orang dia sabar bergugur dosa, orangtuanya juga orangtua pilihan, yang dititipi seperti itu tentu berat.

وَمَا تَكُونُ فِي شَأْنٍ وَمَا تَتْلُو مِنْهُ مِن قُرْآنٍ وَلاَ تَعْمَلُونَ مِنْ عَمَلٍ إِلاَّ كُنَّا عَلَيْكُمْ شُهُوداً إِذْ تُفِيضُونَ فِيهِ وَمَا يَعْزُبُ عَن رَّبِّكَ مِن مِّثْقَالِ ذَرَّةٍ فِي الأَرْضِ وَلاَ فِي السَّمَاء وَلاَ أَصْغَرَ مِن ذَلِكَ وَلا أَكْبَرَ إِلاَّ فِي كِتَابٍ مُّبِينٍ

Dan tidaklah engkau Muhammad, berada dalam suatu urusan dan tidak membaca suatu ayat al- Qur’an serta tidak pula kamu melakukan sesuatu pekerjaan melainkan Kami menjadi saksi atasmu ketika kamu melakukannya, tidaklah lengah sedikitpun dari pengetahuan Tuhanmu biarpun sebesar zaroh baik di bumi ataupun di langit, tidak ada sesuatu yang lebih kecil dan yang lebih besar dari pada itu melainkan semua tercatat dalam lauhul mahfudz. (QS Yunus: 61)

 https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjhvMi-no4p27SuHwrqtdbQhbPwUGL2eReqXtbRbi_9w4JXPZNCi3U9Gghq5GwK9uaTwNbDdCdMBBP9jv47Up3CiAD9gGzW_mnrFvLKxI1Dz7kQqnFx6dx8gQEwwwZitrryUJoUzk42UNA/s1600/ilmu+(1).jpg

Kalau kita melakukan sesuatu, orang ada atau orang tidak ada, sama saja, Allah pasti ada. Apakah orang lihat (apa yang kita lakukan) atau orang tidak lihat, tidak apa- apa karena Allah pasti lihat. Begitu juga orang mau memuji atau tidak memuji, tidak ada urusan buat kita, yang penting Allah ridho. Khoirunnas anfauhum linnas, perlukah kita dikagumi orang? Tidak perlu, karena yang penting kita lakukan saja yang terbaik sampai Allah kagum kepada kita. Insya Allah, kalau orang sudah sibuk dengan Allah yang Maha Melihat, tidak perlu mencari cinta dan kekaguman orang.

Jangan Berhenti Berharap
Seorang hamba yang mengharap ampunan hendaknya menilik kepada para pemilik tanaman. Setiap pemilik tanah yang subur, dia menyemai benih pilihan di atasnya. Lalu, dia mengairi tanah itu tepat pada waktu yang dibutuhkan, membersihkan dari rumput dan dahan-dahan yang bisa merusak tanaman. Kemudian dia menunggu karunia Allah subhanahu wa ta’ala agar tidak ada petir yang menyambar dan bencana yang menimpa, sehingga tanamannya itu tumbuh menjadi besar. Maka penantian inilah yang disebut dengan harapan.

Jika seseorang menyemai benih di atas tanah yang tandus dan keras, daerahnya tinggi sehingga tidak bisa dialiri air. Kemudian dia tidak merawat, memelihara, dan hanya menanti panenan saja. Maka penantian ini disebut kebodohan dan tipuan, bukan harapan.

Ibnu Qudamah berkata : Barangsiapa berharap menjadi orang yang baik, tapi dia tidak menampakkan tanda-tandanya, berarti dia adalah orang yang tertipu.

Sedangkan jika seseorang menyemai benih di tanah yang subur, tapi tidak ada airnya, lalu dia menanti turunnya hujan. Maka penantiannya itu disebut angan-angan dan bukan harapan.

Istilah harapan hanya berlaku bagi penantian sesuatu yang disenangi, yaitu didahului dengan adanya sebab-sebab internal. Kemudian darinya dibarengi dengan usaha seorang hamba. Sedangkan hal-hal yang tidak diusahakannya, adalah karunia dari Allah subhanahu wa ta’ala.

Harapan itu adalah sesuatu yang terpuji, karena harapan bisa mendorong kepada amal. Sedangkan putus asa adalah sesuatu yang tercela, karena ia mengalihkan dari amal. Orang yang tahu bahwa tanah yang diolahnya tandus, air di sekitarnya tidak mengalir sehingga benih tidak bisa tumbuh, lalu dia justru meninggalkan tanah itu dan tidak mau bersusah payah untuk mencari penggantinya.

Keadaan seperti ini telah disinggung Allah subhanahu wa ta’ala dalam firmanNya Surat Al Hijr ayat 55, yang berbunyi

فَلا تَكُنْ مِنَ الْقَانِطِينَ

maka janganlah kamu termasuk orang-orang yang berputus asa

Kemudian disebutkan pada ayat selanjutnya bahwa orang-orang yang tersesat adalah mereka yang berputus asa dari rahmat Allah subhanahu wa ta’ala,

قَالَ وَمَنْ يَقْنَطُ مِنْ رَحْمَةِ رَبِّهِ إِلا الضَّالُّونَ

Ibrahim berkata: “Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Tuhannya, kecuali orang-orang yang sesat”.

Antara Takut dan Berharap
Rasa takut adalah hal yang manusiawi. Setiap individu pasti pernah merasakan ketakutan. Baik dia wujudkan dengan hal-hal yang nyata, ataupun hanya tersimpan dalam perasaan saja. Ketika seseorang khawatir akan terjadi sesuatu pada dirinya, dia sedikit banyak telah merasakan ketakutan pada dirinya. Begitu pula dengan pengharapan. Hal ini tidak dapat dipungkiri bahwa setiap orang pernah mengalaminya. Kedua sifat inilah yang ditunjukkan Allah subhanahu wa ta’ala di dalam firmanNya, sebagai satu tanda adanya kekuasaaan Allah yang maha luas. Dia berfirman,

وَمِنْ آيَاتِهِ يُرِيكُمُ الْبَرْقَ خَوْفًا وَطَمَعًا

Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya, Dia memperlihatkan kepadamu kilat untuk (menimbulkan) ketakutan dan harapan (QS. Ar Ruum : 24)

Kedua sifat ini harus seimbang antara satu dengan yang lain. Jikalau berlebihan dalam rasa takut, maka seseorang akan menjadi kaku dan cengeng. Beda halnya jika dia berlebihan dalam berharap, maka hanya angan kosong saja yang akan didapatkan.

Perwujudan nyata yang benar dari kedua sifat ini adalah ketika seorang hamba berdoa kepada Robbnya. Dia harus memadukan antara rasa takut dan harap. Sehingga Allah subhanahu wa ta’ala semakin dekat dan berkenan untuk mengabulkan permohonannya. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

وَادْعُوهُ خَوْفًا وَطَمَعًا إِنَّ رَحْمَةَ اللَّهِ قَرِيبٌ مِنَ الْمُحْسِنِينَ

dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik. (QS. Al A’rof : 56)

Allahlah Tempat Berharap
Suatu ketika Al Hasan bin Ali bin Abi Tholib ditimpa krisis keuangan. Dia mendapatkan gaji setiap tahun sebanyak seratus ribu. Pada suatu malam Muawiyah tidak memberikan bayaran itu kepadanya, maka dia pun menderita akibat krisis keuangan tersebut. Al hasan berkata,”Saya meminta tinta kepada salah seorang sahabat untuk menulis surat kepada Muawiyah tentang bagianku, namun saya tidak melakukannya.”

Tiba-tiba dalam tidurku saya melihat Rasulullah berkata,”Bagaimana keadaanmu wahai Hasan?”

Saya katakan,”Saya baik-baik saja wahai kakekku.”Saya kemudian melaporkan tentang ditundanya bayaran yang seharusnya diberikan kepada saya. Lalu Rasulullah bersabda,”Apakah engkau memanggil seseorang agar kamu bisa menulis permohonan kepada makhluk sepertimu dan kamu peringatkan bayaranmu?”

Saya katakan,”Ya, wahai Rasulullah, lalu apa yang sebaiknya saya lakukan?”

Rasulullah bersabda,”Katakan doa ini :

اَللّهُمَّ اقْذِفْ فِيْ قَلْبِي رَجَاءَكَ، وَاقْطَعْ رَجَائِي عَمَّنْ سِوَاكَ، حَتَّى لَا أَرْجُو أَحَدًا غَيْرَكَ. اَللّهُمَّ وَمَا ضَعُفَتْ عَنْهُ قُوَّتِي، وَ قَصُرَ عَنْهُ عَمَلِي، وَ لَمْ تَنْتَهِ إِلَيْهِ رَغْبَتِي، وَ لَمْ تَبْلُغْهُ مَسْأَلَتِي، وَ لَمْ يَجْرِ عَلَى لِسَانِي، مِمَّا أَعْطَيْتَ أَحَدًا مِنَ اْلأَوَّلِيْنَ وَ اْلآخِرِيْنَ مِنَ اْليَقِيْنَ، فَخَصَّنِي بِهِ يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ

Ya Allah tanamkan dalam dadaku harapan untukMu, dan putuslah harapanku kepada selainMu hingga tidak saya gantungkan harapanku kepada selainMu. Ya Allah tanamkanlah dalam dadaku yang saya tidak uat melakukannya dan saya tidak dapat menanggungnya dan keinginan yang tidak saya sampaikan kepadanya, dan belum pernah terlontar pada lidahku apa yang Engkau berikan kepada orang-orang terdahulu dan belakangan dari keyakinan, maka berikanlah itu kepadaku wahai Rabb semesta alam.

Al Hasan berkata,”Demi Allah belum seminggu saya mengucapkan doa ini, ternyata Muawiyah mengirim kepada saya uang sebanyak sejuta lima ratus ribu. Lalu saya katakan,”Segala puji bagi Allah yang tidak pernah melupakan orang yang mengingatNya dan tidak pernah mengecewakan orang yang memintaNya.”

Kembali saya melihat Rasulullah dalam mimpiku. Dia berkata,”Bagaimana keadaanmu wahai Hasan?”

Saya jawab,”Baik-baik saja wahai Rasulullah!” lalu saya beritahukan kepadanya apa yang telah terjadi. Rasulullah berkata,”Wahai anakku, demikianlah orang yang menggantungkan harapannya kepada Yang Maha Pencipta dan tidak pernah menggantungkan harapannya kepada makhlukNya.”

Mengharap ampunan Allah
Dari Anas bin Malik rodhiallahu ‘anhu dia berkata: Aku mendengar Rasulullah sholallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Alloh subhanahu wa ta’ala berfirman, “Wahai anak Adam, sepanjang engkau memohon kepada-Ku dan berharap kepada-Ku akan Aku ampuni apa yang telah kamu lakukan. Aku tidak peduli. Wahai anak Adam, jika dosa-dosamu setinggi awan di langit kemudian engkau meminta ampunan kepada-Ku akan Aku ampuni. Wahai anak Adam, sesungguhnya jika engkau datang membawa kesalahan sebesar dunia, kemudian engkau datang kepada-Ku tanpa menyekutukan Aku dengan sesuatu apapun, pasti Aku akan datang kepadamu dengan ampunan sebesar itu pula.” (HR. Tirmidzi, ia berkata, ”hadits ini hasan shahih)

Seberapa pun besar dosa seseorang, Alloh subhanahu wa ta’ala menjanjikan ampunan jika mau beristighfar. Ampunan Alloh akan menyebabkan terhapusnya dosa. Terhapusnya dosa menyebabkan terhindar dari azab dunia dan azab akhirat.

Siapa yang mau istighfar ketika berdosa, maka dosanya terhapus meski puluhan kali dia lakukan tiap harinya. Dan dia terbebas dari predikat orang yang larut dalam dosa. Ini semua menunjukkan betapa besar dan luasnya rahmat Alloh subhanahu wa ta’ala pada hamba-Nya. Maka celakalah seorang hamba yang mengetahui luasnya rahmat Alloh namun dia tidak berusaha untuk meraihnya. Sehingga dia akan terhalang dari rahmat-Nya.

Rasulullah sholallahu ‘alaihi wa sallam dalam sehari beristighfar lebih dari 70 kali. Bahkan, ada suatu riwayat yang menyebutkan bahwa beliau beristighfar sampai 100 kali setiap harinya. Inilah tauladan dari seorang Muhammad sholallahu ‘alaihi wa sallam. Seorang Rasul yang masih mengharap ampunan Allah subhanahu wa ta’ala walaupun beliau sendiri ma’sum (terjaga dari dosa dan kesalahan).

Teruslah Berharap!
Siapakah yang tidak mempunyai impian? Tentu setiap orang akan menjawab saya punya. Walaupun, jawaban itu ada yang diucapkan secara lesan ataupun tidak. Akan tetapi hati mereka tidak bisa ditipu bahwa ada sebuah impian yang ada pada dirinya. Bahkan, anak kecil pun mempunyai sebuah keinginan yang menjadi impian mereka. Sedangkan impian terbesar seorang Muslim adalah ketika dimasukkan ke dalam Jannah Allah subhanahu wa ta’ala dan dapat memandang wajahNya. Karena inilah nikmat paling agung dari Rabb ‘azza wa jalla kepada para hambaNya yang bertakwa.

Harapan adalah sebuah refleksi dari sebuah impian yang muncul di dalam jiwa. Jika seseorang sudah memiliki impian, maka harapanlah yang akan terjadi setelahnya.

Islam tidak melarang pengikutnya memiliki sebuah impian. Yang dilarang adalah berangan-angan kosong tanpa ada usaha di dalamnya. Untuk itu, kita sebagai seorang Muslim harus terus berharap dan jangan berhenti. Agar impian kita nantinya dapat terwujud di kemudian hari. Aamiiin.

Kenapa Aku memilih Islam
Walaupun semua ilmu agama berasal dari Allah, akan tetapi secara pribadi pilihan saya adalah Wahyu Islami ajaran Muhammad SAW, sebagai Rosul Allah yang terakhir, yang membawa rahmat dan kedamaian bagi seluruh alam semesta.

Allah pun berfirman :

Katakanlah : jika kamu mencintai Allah ikutilah aku ( Muhammad ), niscaya Allah mencintaimu dan juga mengampuni dosa-dosa kamu, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang ( ALI IMRAN 3 : 31 )

Allah berfirman kepadanya : “Hai Muhammad, Aku Jadikan engkau salah satu dzikir-Ku. Orang yang mengingatmu berarti mengingat-Ku”. Lalu Nabi bersabda : “Orang yang mengingatku berarti mengingat Allah, dan orang yang mencintaiku berarti mencintai Allah” ( HADITS ).

Inilah jalan yang lurus menuju kepada-Ku ( AL HIJR 15 : 41 )
Jangan ikuti jalan-jalan lain ( AL AN’AM 6 : 153 )

Katakanlah : Inilah jalanku, aku mengajak kamu kepada Allah dengan penglihatan yang nyata ( YUSUF 12 : 108 ).

Pada hari ini telah Aku sempurnakan untukmu agamamu dan telah Aku cukupkan Nikmat-Ku kepadamu dan telah Aku ridhoi Islam ( Fitrah ) jadi agama bagimu (AL MAIDAH 5 : 3)

Ada beberapa alasan kenapa Islam ajaran Muhammad pilihanku, yaitu :

1. Agama wahyu dari Allah SWT untuk semua umat manusia di dunia.
2. Ajaran beliau memiliki kitab suci Al Qur’an sebagai pedoman hidup.
3. Kemurnian dan keaslian Al Qur’an sangat terjaga.
4. Al Qur’an memiliki bahasa persatuan yaitu bahasa Arab.
5. Memiliki suri tauladan dari Rosulullah Muhammad.
6. Umat Islam mempunyai kota suci yaitu Mekah
7. Rosulullah Muhammad adalah Rosul yang telah melakukan perjalanan isro mi’raj serta telah mencapai pencerahan sempurna.
8. Wahyu Islami ajaran Muhammad SAW juga telah mengoreksi, merevisi dan menyempurnakan ajaran-ajaran Nabi-Nabi sebelumnya, sehingga sampai saat ini Islam merupakan satu-satunya agama di dunia, yang paling sempurna dan juga telah diridhoi oleh Allah Tuhan Yang Maha Esa.
9. Mengajarkan keseimbangan kehidupan di dunia dan akhirat
10. Dengan adanya perkembangan ilmu dan teknololgi maka kebenaran Al Qur’an terbukti dengan jelas.


Wallahu a'lam bishowab.



6 komentar:

  1. Saya mengagumi betapa pintarnya Brahma mengungkapkan keagungan Allah. Namun, sebagaimana diisyaratkan sendiri oleh Brahma, kepintarannya tidak ada apa-apanya kecuali adanya kemurahan hati Allah untuk membuatnya demikian.Karena itu tanpa mengurangi kekaguman saya kepada Brahma, saya lebih mengagumi kepintaran yang membuat Brahma pintar. Allahu Akbar wa hua alimun. traerikan oh

    BalasHapus
  2. Yaa allah yaa rohman yaa rahim
    Kabulkan doa hmbamu ini yaa robb...
    Hanya Engkau yg mngtahui isi hati hamba...
    Amienn yaa robballalamin

    BalasHapus
  3. Terimakasih, blognya sangatlah membantu☺️

    BalasHapus
  4. Terimakasih, blognya sangat bermanfaat sekali untuk memahami tentang agama😊

    BalasHapus
  5. Trimakasih ilmunya, semoga menjadi ilmu yang barokah

    BalasHapus