Minggu, 22 Juni 2014

Hadapi dengan Senyuman

Menurut Jangka Jayabaya :
Bait 140: Polahe wong Jowo koyo gabah den interi, endi sing bener endi sing sejati, poro topo podho ora wani, podho wedi ngajarake piwulang adi, salah-salah anemahi pati

Terjemahan: Perilaku orang Jawa seperti butiran-butiran padi diatas nampan yang diputar (bingung, dibingungkan situasi dan kondisi yang sebenarnya), mana yang benar sejati mana yang palsu, para pembesar atau para alim tidak ada yang berani mengatakan kebenaran seperti orang yang takut mati.

Bait 141: Banjir bandang ono ngendi-endi, gunung njeblug tan anjarwani, tan angimpeni. Gehtinge kepathi-pati marang Satrio kang oleh pati geni, margo wedi kapiyak wadine sopo siro sing sayekti.

Terjemahan: Banjir bandang terjadi dimana-mana, gunung meletus tak terduga, tanpa memberi isyarat sebelumnya. Kebencian orang orang munafik yaitu orang orang yang memalsukan dirinya dengan mengembar ngembari Satrio Piningit untuk mengelabui masyarakat, dan untuk mendapatkan popularitas begitu sangat mendalam terhadap sang Satria yg menjalani tirakat tingkat tinggi, karena takut terbongkar rahasia siapa dirinya yang sejati (siapa dirinya yang sebenarnya).

Satrio Piningit (he got a nickname "Satrio Wiragung" means The Great Ksatria) wouldn't have served as Head of State (President or King) but more than it. He will conquer the world before the end of the world. He won't be elected from the election, and he never ask for elected. In other words, he will lead a massive revolution. Unique, in the last verses of Jongko Joyobhoyo, there is written the verses about the coming of Satrio Piningit, it told about disasters before Satrio Piningit come. (Jangka Joyoboyo)

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg52f1l2H8e0bu_Xo2FEfFv9D3VBDvto6R_OUUfJPDzUYikT987XV-_MCT8sMbJSli91IBloGQb6i2xsgc8BiYdRhLiMF0A-uP7jv3QG8XhkrM3hyphenhyphen9pzHvDoMYTccDRvkWKLkISFYLIQ5E/s640/IMG_11564686673183.jpeg
DEWA AIR MATA (menangislah)

Akan tetapi Kalau Bisa Hadapi semua itu Dengan senyuman

Hadapi dengan senyuman
Semua yang terjadi biar terjadi
Hadapi dengan tenang jiwa
Semua kan baik baik saja

Bila ketetapan Tuhan
Sudah ditetapkan tetaplah sudah (....Yang demikian itu telah tertulis di dalam kitab Lauh Mahfuzh)
Tak ada yang bisa merubah
Dan takkan bisa berubah

Relakanlah saja ini (jalani hidup dengan Keikhlasan hati yang tinggi)
Bahwa semua yang terbaik
Terbaik untuk kita semua
Menyerahlah (bersujudlah dan bertakwalah kepada ALLAH) untuk menang (untuk mendapatkan kebahagiaan kekal di akhir nanti)

ALLAH S.W.T berfirman :

"Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan ribathlah [tetaplah bersiap siaga] (di wilayah perbatasan negerimu), dan bertaqwalah kepada Allah, agar kamu sekalian mendapatkan kemenangan.” (QS Âli ‘Imrân, 3: 200)

Dan Sesungguhnya Orang Bertakwa Tidak Pernah Merasa Miskin

ALLAH S.W.T berfirman :

{ وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا } { وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ }

“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.” (QS. Ath Tholaq: 2-3)”

Lauh mahfuzh berisi tentang apa apa saja yang terjadi dan yang akan terjadi di dunia ini, tentang nasib semua makhluk di dunia, jodoh, kelahiran, kematian, kesedihan dan kesenangan yang akan terjadi bahkan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuz), Subhanallah.

ALLAH S.W.T berfirman :

وَمَا مِنْ غَائِبَةٍ فِي السَّمَاءِ وَالأرْضِ إِلا فِي كِتَابٍ مُبِينٍ

“ Tiada sesuatu pun yang ghaib di langit dan di bumi, melainkan (terdapat) dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh). (An Naml, 27:75) ”

Allah telah menjadikan Lauh Mahfuzh ini sebagai tempat untuk menyimpan segala rahasia dilangit dan di bumi. Jin dari golongan setan akan berusaha untuk mencuri segala rahasia yang tertulis di dalamnya untuk menipu manusia. Disamping itu, mereka juga memiliki tujuan untuk memainkan aqidah manusia. Sebab itu Allah melarang manusia untuk mengetahui ramalan nasib, karena peramal itu dibantu oleh jin dan jin itu akan membisikkan hasil curian itu kedalam hati peramal. Jika ada setan yang berusaha mencuri berita, maka malaikat penjaga Luh Mahfuzh akan melemparkan bintang ke arah pencuri berita tersebut, pelemparan ini yang terkadang kita lihat dengan adanya bintang jatuh atau mete
or.

http://i.ytimg.com/vi/L8RoZqNlyKk/hqdefault.jpg
Hadapi Dengan Senyuman - Dewa 19

Lagu yang berjudul Hadapi dengan senyuman ini saya ciptakan tahun 1984 di Surabaya 
Ahmad Dhani dan Ahmad Albar adalah nama samaran saya, kemudian nama samaran ini di pakai oleh orang yang sekarang anda kenal sebagai Ahmad (Dhani) dan Ahmad (Albar) dan mereka adalah orang orang yang memalsukan dirinya dengan mengembar ngembari Satrio Piningit untuk mengelabui masyarakat, demi mendapatkan popularitas dan Kekayaan

Diriwayatkan dari al-Kanduzi al-Hanafi dari Abi Basir dari imam Ja’far Shodiq dari ayahnya dari Amirail mu’minin Ali bin Abi Thalib as bersabda: Rasulullah saw bersabda: Mahdi dari anak cucuku namanya sama dengan namaku (Ahmad), kunyahnya (kunyah artinya adalah julukannya atau nama samaranya dan bukan nama aslinya) sama dengan kunyahku, dan dialah orang yang paling mirip dengan diriku dari segi penciptaan dan budi-pekerti, dia akan hilang dari pandangan mata (gaib), ummat akan dilanda kebingungan sehingga sesatlah mereka dari agama mereka, maka ketika itu dia akan datang bersinar laksana bintang kejora yang terang benderang, dan akan memenuhi bumi dengan keadilan sebagaimana telah dipenuhinya dengan kesesatan dan kezaliman.

  https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgdDqYkY0G7mCqnS4AmoTu-K_kBGPEbvHp5pOCcrNJhCwIRyTyEexyT4tOk0xFl-RSKsW7MS7U321PoQIzjWTMFcglH_lBNM8cij4ullZxRT2ViJj_lwqz-EIc1UmdUo0ZJ0608jXXwco2H/s379/gegar-saleem.jpg  
Photo Saleem "IKLIM" (Saleem berasal dari kata Zalim (Arab: ظلم, Dholim, arti dari Saleem IKLIM adalah Iklim atau Musimnya orang orang suka berbuat Dholim : Memfitnah, mengakui apa apa yang bukan menjadi haknya alias maling dengan cara memaksa kan kehendak dan keji, lagi musim)

Dalam lagu ciptaan saya " SUCI DALAM DEBU " yang di nyanyikan oleh Saleem "IKLIM"


Adalah sebuah lagu yang mengisahkan perjuangan seorang manusia yang mempertahankan dan menjunjung Kebenaran sang maha pencipta (ALLAH) dari orang yang berbuat dholim dan kufur nikmat ALLAH (sesungguhnya mereka adalah komplotan DAJJAL yang ingin memutar baiik kan kebenaran, yang benar di salahkan dan membenarkan sesuatu yang jelas jelas salah) ....

"Lagu yang berjudul SUCI DALAM DEBU adalah sebuah lagu tentang diri saya yang menasehati diri saya sendiri (untuk mensupporti diri sendiri) yang berjanji pada diri sendiri bahwa suatu saat nanti kemulyaan yang kamu "Satrio Piningit / Satrio Tersembunyi karena di sembunyikan" (Saya) miliki akan terpancar seperti cahaya penerang kegelapan sebagai petunjuk Kebenaran dan bukti kebenaran karena pertolongan ALLAH

"Becik Ketitik olo Ketara" (sebuah ungkapan dalam bahasa Jawa yang artinya adalah: "yang baik akan tampak terlihat kebaikanya dan yang buruk akan ketahuan dan terbongkar kejelekanya atau kebusukanya


Lagu yang berjudul Suci Dalam Debu ini saya ciptakan tahun 1984 di surabaya, saya juga membuat nama Samaran Saleem buat Saleem dan nama grup band IKLIM

Keterangan :

Seorang Pencipta lagu adalah sama dengan pujangga, persamaan kata dari pujangga adalah Empu, persamaan kata dari Empu adalah Resi Begawan, dalam Islam seorang Resi Begawan tingkatanya sama dengan seorang Wali atau Nabi


The according forecast of Nostradamus :

✿ Le penultiesme du surnom du Prophete,

translation :

"One-on-one in the end-time prophet names are still alive".

The word prophet (intended for Satria Piningit) which will soon appear in Indonesia.

Nostradamus called the knight with the prophet is most likely because the knight will receive a miracle / revelation of God like a prophet / Rosul time immemorial. (Nostradamus, born in France : 1503-1566)

terjemahanya :

“salah-satu nama nabi di akhir zaman yang masih hidup”.

Kata nabi (dimaksudkan untuk Satria Piningit) yang tidak lama lagi akan muncul di Indonesia.

Nostradamus (lahir di Prancis) menyebut si satria dengan nabi kemungkinan besar dikarenakan si satria tersebut akan mendapat mukjizat/wahyu dari Tuhan layaknya seorang Nabi/Rosul zaman dahulu kala.

Liburan dan Keyakinan Orang Orang dari negara Azerbaijan dan Anatolia Turki Tentang Nabi Khidir (Hidden Knight / Hidden Kstaria)

Dalam bulan-bulan terakhir musim gugur dan musim dingin pernikahan simpul kesempatan lebih berbeda, hari libur dan perayaan, seperti ditandai periode. Ini adalah akhir dari satu sisi lapangan, pertanian, liberalisasi rakyat, di sisi lain, proses alam dan praktik yang terkait dengan kalender. Orang-orang merayakan kedatangan musim dingin. Malam pertama musim dingin "malam Cille", "liburan Cille" adalah malam perayaan.

Dirayakan. disejumlah desa di kota Nakhchivan pada bulan Februari, dan lebih dikenal dengan nama upacara perayaan "Nabi Ksatria". Berdasarkan etnografi bahan yang dikumpulkan di waktu menjelang musim libur dan dirayakan untuk menghormati Nabi Khidir. Tapi yang menarik adalah bahwa, mengapa liburan untuk Februari, musim dingin adalah waktu yang paling sulit?

Seperti diketahui, dan ia (Nabi Khidir "Hidden Knight / Hidden Kstaria") adalah seorang nabi yang membantu masyarakat di masa-masa sulit. Menurut kepercayaan kuno Azerbaijan dan Anatolia Turki, selama musim dingin keras, masyarakat menyiapkan makanan, bahan bakar dan cadangan pakan ternak dan kebutuhan dan dia adalah seorang nabi besar yang membantu.

Menurut kalender Rakyat, musim dingin, dibagi menjadi 3 bagian: empat puluh hari setelah lahir - 40 hari, empat puluh hari setelah kelahiran, kecil - 20 hari, cilləbecələr (ini adalah "bulan abu-abu", "liburan bulan", juga dikenal dengan nama "cəlimələr"). Di antara tiga saudara perempuan, siapa yang punya hak lebih banyak, lebih besar dan kecil, tergantung pada saudara besar dan kecil yang disebut cillələrlə. Menurut legenda, tempat yang bagus sedikitnya  empat puluh hari setelah pertumbuhan telah usang periode cilləyə dari dua puluh hari musim dingin.

Berdasarkan etnografi, hampir 10 hari libur "cillənin kecil" , dirayakan pada tanggal 9 Februari. Salah satu isu yang harus ditekankan bahwa, dalam kaitannya dengan Islam dalam sebuah upacara di kota Nakhchivan dirayakan pada hari Jumat pertama cillənin kecil pada tanggal tertentu. Menurut sumber, sejumlah negara di belahan bumi utara pada 9 Februari dan 10.

The Hidden Knight / Hidden Ksatria (Nəbi Xıdır atau Nəbi Xızır atau Nebi Ksatria atau Nabi Khidir) dianggap sebagai simbol utama dalam panen raya gandum dan govut. Seiring dengan gandum, wijen, biji bunga matahari, chestnut, almond, kacang polong dan lain lainya. Bijih Almont panggang dicampur dengan gandum goreng, kismis, dan campuran makanan ringan lainnya seperti juga movuz, gandum gilingan tangan (dəstər) instrumen (bahan) yang diambil terbuat dari govut kering bagi yang kesulitan untuk makan dibuat jus qovut, ditambah gula ovurlar. Qovutu diambil pada konsinyasi atau taxcaya dimasukkan ke dalam stoples penuh, malam itu adalah malam perayaan para petani dan peternak untuk menghormati nabi, atas jasa Nabi Khidir yang membantu dan mengajari para petani dan peternak, bercocok tanam (baik di ladang atau di kebun buah buahan) Menurut keyakinan, govut ini memiliki khasiat menyembuhkan.

Di banyak bagian Anatolia dirayakan pada tanggal 23 April. Hari dimulai 5-6. Setelah itu perhatian diberikan kepada Nakhchivan "tipe hitam" sapi, domba, terutama untuk jenis pesek ("sesəsovan") di akhir pertandingan. Dengan perayaan itu mereka berharap agar "ALLAH" memberi ketabahan dan keteguhan hati buat orang orang selama menjalani pergantian musim dari musim dingin menjadi panas dan hijau (musim bercocok tanam, musim merawat pohon buah buahan dan menanam biji buah buahan), pendeknya hari itu adalah hari perayaan yang penuh dengan pohon buah-buahan dan tanaman lainnya dalam melewati bahaya radang dingin di musim dingin.

Keyakinan yang sama di Nakhchivan nama perayaanya disebut "PASTRY" atau "Gulay", yang diambil dari kebiasaan dan kepercayaan dari orang-orang tentang Nabi Khidir dan menjadi kalender tahunan yang terkait dengan sebuah tradisi untuk menghormati Hidden Knight atau Hidden Ksatria (Nabi Khidir) atas jasa jasanya

Pada Waktu itu, Dia (Hidden Knight atau Hidden Ksatria atau Nabi Khidir) datang untuk menyelamatkan orang-orang yang ditekan, Dia membawa penduduk asing epik Sahsənəmə untuk membantu mereka yang ditekan dan membantu orang-orang yang berada dalam kesulitan. Dia bukan hanya seorang nabi, Dia tidak hanya membantu individu, Dia memainkan peran utama dalam zənginləsmədə ilmiah dan spiritual. Sheikh Nizami, Nasimi, Nizami, dan karya-karyanya.

Nabi Khidir juga mengajarkan ilmu pengetahuan pada Nabi Musa, Informasi tertulis tentang Nabi Khidir dalam ayat-ayat Qur'an, yang memperoleh ilmu khusus dari Allah dan diberikan hidup yang kekal.



Kapan Kalian Benar Benar Mau Bertakwa Kepada ALLAH

ALLAH SWT berfirman :

أُبَلِّغُكُمْ رِسَالَاتِ رَبِّي وَأَنْصَحُ لَكُمْ وَأَعْلَمُ مِنَ اللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ

"Aku sampaikan kepadamu amanat-amanat Tuhanku dan aku memberi nasehat kepadamu. dan aku mengetahui dari Allah apa yang tidak kamu ketahui". (QS: Al-A'raf Ayat: 62)

"Serulah pada jalan Tuhan-mu dengan hikmah & pelajaran baik". (Qs.16:125)

وَلَقَدْ جِئْنَاهُمْ بِكِتَابٍ فَصَّلْنَاهُ عَلَىٰ عِلْمٍ هُدًى وَرَحْمَةً لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ

Dan sesungguhnya Kami telah mendatangkan sebuah Kitab (Al Quran) kepada mereka yang Kami telah menjelaskannya atas dasar pengetahuan Kami; menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman. (QS: Al-A'raf Ayat: 52)

"Kebenaran itu adalah dari Rabb-mu, sebab itu jangan sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang ragu." – (QS.2:147)

“Dan tidak adalah Tuhanmu membinasakan kota-kota, sebelum Dia mengutus di ibukota itu seorang rasul yang membacakan ayat-ayat Kami kepada mereka; dan tidak pernah (pula) Kami membinasakan kota-kota; kecuali penduduknya dalam keadaan melakukan kezaliman.” (QS. Al Qhashash, 28 : 59)

ALLAH S.W.T berfirman :

وَإِنْ مِنْ قَرْيَةٍ إِلا نَحْنُ مُهْلِكُوهَا قَبْلَ يَوْمِ الْقِيَامَةِ أَوْ مُعَذِّبُوهَا عَذَابًا شَدِيدًا كَانَ ذَلِكَ فِي الْكِتَابِ مَسْطُورًا

Wa-in min qaryatin ilaa nahnu muhlikuuhaa qabla yaumil qiyaamati au mu'adz-dzibuuhaa 'adzaaban syadiidan kaana dzalika fiil kitaabi masthuuran

“Tak ada suatu negeripun (yang durhaka penduduknya), melainkan Kami membinasakannya sebelum hari kiamat atau Kami azab (penduduknya) dengan azab yang sangat keras. Yang demikian itu telah tertulis di dalam kitab (Lauh Mahfuzh)”. (QS. Al Isrâ, 17: 58 )

ALLAH S.W.T berfirman :

“Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya mentaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya.” (QS. Al Isra, 17 : 16)

ALLAH S.W.T berfirman :

Apabila bumi digoncangkan dengan goncangan (yang dasyat), (1) dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung) nya, (2) dan manusia bertanya, ?mengapa bumi (terjadi begini)? (3) pada hari itu, bumi menceritakan beritanya, (4) karena sesungguhnya Tuhanmu telah memerintahkan (yang demikian itu) kepadanya. (5) (QS. Al Zalzalah: 1-5)

http://www.alquranclasses.com/wp-content/uploads/2013/06/TRUN-TO-ALLAH.jpg


ALLAH S.W.T berfirman :

فَأَخَذَتْهُمُ الرَّجْفَةُ فَأَصْبَحُوا فِي دَارِهِمْ جَاثِمِينَ

Kemudian mereka ditimpa gempa, maka jadilah mereka mayat-mayat yang bergelimpangan di dalam rumah-rumah mereka, (QS: Al-A'raf Ayat: 91)

ALLAH S.W.T berfirman :

فَتِلْكَ بُيُوتُهُمْ خَاوِيَةً بِمَا ظَلَمُوا إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَةً لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ

Fatilka buyuutuhum khaawiyatan bimaa zhalamuu inna fii dzalika li-aayatan liqaumin ya'lamuun

"Maka itulah rumah-rumah mereka dalam keadaan runtuh, disebabkan kezaliman mereka. Sesungguhnya pada demikian itu (terdapat) pelajaran bagi kaum yang mengetahui." – (QS.An-Naml 27:52)

ALLAH S.W.T berfirman :

وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ

"Dan apa saja musibah yang menimpa kamu Maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” (QS. asy-Syura 42: 30).

ALLAH S.W.T berfirman :

وَجَزَاءُ سَيِّئَةٍ سَيِّئَةٌ مِثْلُهَا فَمَنْ عَفَا وَأَصْلَحَ فَأَجْرُهُ عَلَى اللَّهِ إِنَّهُ لا يُحِبُّ الظَّالِمِينَ
(QS. asy-Syura 42: 40).

"Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa, maka barangsiapa memaafkan dan berbuat baik, maka pahalanya atas (tanggungan) Allah. Sesungguhnya, Dia tidak menyukai orang-orang yang zalim." (QS. asy-Syura 42: 40).

ALLAH S.W.T berfirman :

إِنَّمَا السَّبِيلُ عَلَى الَّذِينَ يَظْلِمُونَ النَّاسَ وَيَبْغُونَ فِي الأرْضِ بِغَيْرِ الْحَقِّ أُولَئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ
(QS. asy-Syura 42: 42).

"Sesungguhnya dosa itu, (dibebankan) atas orang-orang yang berbuat zalim kepada manusia, dan melampaui batas di muka bumi tanpa hak. Mereka itu mendapat azab yang pedih". (QS. asy-Syura 42: 42).

Allah berfirman:

قُلْ لِمَنْ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ قُلْ لِلَّهِ كَتَبَ عَلَى نَفْسِهِ الرَّحْمَةَ لَيَجْمَعَنَّكُمْ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ لا رَيْبَ فِيهِ الَّذِينَ خَسِرُوا أَنْفُسَهُمْ فَهُمْ لا يُؤْمِنُونَ

"Katakanlah: 'Kepunyaan siapakah apa yang ada di langit dan di bumi?'. Katakanlah: 'Kepunyaan Allah'. Dia telah menetapkan atas diri-Nya kasih sayang. Dia sungguh-sungguh akan menghimpun kamu pada hari kiamat, yang tidak ada keraguan terhadapnya. Orang-orang yang merugikan dirinya, mereka itu tidak beriman." – (QS.6:12)

Allah berfirman:

أَلَمْ نَجْعَلِ الْأَرْضَ مِهَادًا وَالْجِبَالَ أَوْتَادًا

Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan, dan gunung-gunung sebagai pasak? (An Naba', 78: 6-7)

Allah berfirman:

وَأَلْقَىٰ فِي الْأَرْضِ رَوَاسِيَ أَنْ تَمِيدَ بِكُمْ وَأَنْهَارًا وَسُبُلًا لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ

Dan Dia menancapkan gunung-gunung di bumi supaya bumi itu tidak goncang bersama kamu, (dan Dia menciptakan) sungai-sungai dan jalan-jalan agar kamu mendapat petunjuk. (An Nahl, 16:15)

ALLAH S.W.T berfirman :

قُلْ مَنْ يَرْزُقُكُمْ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ أَمَّنْ يَمْلِكُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَمَنْ يُخْرِجُ الْحَيَّ مِنَ الْمَيِّتِ وَيُخْرِجُ الْمَيِّتَ مِنَ الْحَيِّ وَمَنْ يُدَبِّرُ الْأَمْرَ ۚفَسَيَقُولُونَ اللَّهُ ۚفَقُلْ أَفَلَا تَتَّقُونَ

Katakanlah: "Siapakah yang memberi rezki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan siapakah yang mengatur segala urusan?" Maka mereka akan menjawab: "Allah". Maka katakanlah: "Mengapa kamu tidak bertakwa (kepada-Nya)?" (QS. Yunus : Ayat 31)

ALLAH S.W.T berfirman :

وَآتَاكُمْ مِنْ كُلِّ مَا سَأَلْتُمُوهُ وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّهِ لا تُحْصُوهَا إِنَّ الإنْسَانَ لَظَلُومٌ كَفَّارٌ

“Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah).” (QS. Ibrahim 14 : 34)

ALLAH S.W.T berfirman :

فَبِأَيِّ آلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ
(QS. ar-Rahman : ayat 42)

"Maka nikmat Tuhanmu manakah yang kamu dustakan?". (QS. ar-Rahman : ayat 42)
ALLAH S.W.T berfirman :

“Dan Tuhanmu sekali-kali tidak akan membinasakan negeri-negeri secara zalim, sedang penduduknya orang-orang yang berbuat kebaikan.” (QS. Hud : 117)
ALLAH S.W.T berfirman :

“Mengapa Allah akan menyiksamu, jika kamu bersyukur dan beriman? Dan Allah adalah Maha Mensyukuri lagi Maha Mengetahui.” (QS. An Nisaa : 147)

ALLAH S.W.T berfirman :

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لأزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
(QS. Ibrahim [14]: 7)

“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan: Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih“. (QS. Ibrahim [14]: 7)

Rasul Saw bersabda:

«الدِّيْنُ النَّصِيْحَةُ، قُلْنَا: لِمَنْ يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ قَالَ: للهِ، وَلِكِتَابِهِ، وَلِرَسُوْلِهِ، وَلأَئِمَّةِ الْمُسْلِمِيْنَ وَعَامَّتِهِمْ»

“Agama itu nasihat.” Kami bertanya, “Untuk siapa, ya Rasulullah?” Beliau Saw. menjawab, “Untuk Allah, Kitab-Nya, Rasul-Nya, para pemimpin kaum Muslim, dan mereka semuanya (kaum Muslim).” (HR Muslim dari Tamin ad-Dari)

Hadapi dengan Senyuman! Segala Berkah atau Segala Cobaan Hidup

ALLAH S.W.T berfirman :

فاصبر إن وعد الله حق واستغفر لذنبك وسبح بحمد ربك بالعشي والإبكار

“Maka bersabarlah kamu, karena sesungguhnya janji Allah itu benar, dan mohonlah ampunan untuk dosamu dan bertasbihlah seraya memuji Rabbmu pada waktu petang dan pagi.” (Ghafir: 55).

ALLAH S.W.T berfirman :

واستعينوا بالصبر والصلاة

“Dan jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu.” (Al-Baqarah: 45).

ALLAH S.W.T berfirman :

بلى إن تصبروا وتتقوا ويأتوكم من فورهم هذا يمددكم ربكم بخمسة آلاف من الملائكة مسومين

“Ya (cukup), jika kamu bersabar dan bertaqwa dan mereka datang menyerang kamu dengan seketika itu juga, niscaya Allah menolong kamu dengan lima ribu malaikat yang memakai tanda.” (Ali Imran: 125).

Dan Sesungguhnya Orang Bertakwa Tidak Pernah Merasa Miskin

ALLAH S.W.T berfirman :

{ وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا } { وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ }

“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.” (QS. Ath Tholaq: 2-3)”

HAKEKAT SYUKUR

Syukur merupakan sikap mengakui pemberian nikmat terhadap pemberi nikmat dengan bentuk kepatuhan dan kecintaan. Dilakukan dengan tiga perkara, sebagaimana disebutkan di dalam sya'ir:

أَفَادَتْكُمُ النَّعْمَاءُ مِنِّي ثَلاَثَةً
يَدِي وَلِسَانِي وَ الضَّمِيْرَ المُحَجَّبَا

Nikmat (darimu) memberikan tiga faedah dariku kepada kamu
Tanganku, lidahku, dan hatiku yang tersembunyi [Syarh ‘Aqîdah Wâsithiyah, Dr. Muhammad Khalîl Harrâs, hlm: 50, tahqîq: 'Alwi bin Abdul Qodir As-Saqqâf, penerbit: Darul Hijroh, cet: 2, th: 1414H / 1993M]

Manakah yang Lebih Utama: Orang Kaya yang Pandai Bersyukur ataukah Orang Miskin yang Selalu Bersabar?

ALLAH S.W.T berfirman :

إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ

“Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu.” (QS. Al Hujurat: 13)

ALLAH S.W.T berfirman :

Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS al-Anfâl, 9: 46)

Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

وَاَلَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَا يَقْضِي اللَّهُ لِلْمُؤْمِنِ قَضَاءً إلَّا كَانَ خَيْرًا لَهُ وَلَيْسَ ذَلِكَ لِأَحَدِ إلَّا لِلْمُؤْمِنِ إنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ

“Demi yang jiwaku berada di tangan-Nya. Allah tidaklah menetapkan bagi seorang mukmin suatu ketentuan melainkan itu baik baginya. Hal ini tidaklah mungkin kita jumpai kecuali pada seorang mukmin. Jika ia mendapatkan kebahagiaan, ia bersyukur, maka itu baik baginya. Jika ia ditimpa suatu bahaya, ia bersabar, maka itu pun baik baginya.”

Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

«الدِّيْنُ النَّصِيْحَةُ، قُلْنَا: لِمَنْ يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ قَالَ: للهِ، وَلِكِتَابِهِ، وَلِرَسُوْلِهِ، وَلأَئِمَّةِ الْمُسْلِمِيْنَ وَعَامَّتِهِمْ»

“Agama itu nasihat.” Kami bertanya, “Untuk siapa, ya Rasulullah?” Beliau Saw. menjawab, “Untuk Allah, Kitab-Nya, Rasul-Nya, para pemimpin kaum Muslim, dan mereka semuanya (kaum Muslim).” (HR Muslim dari Tamin ad-Dari)

Nikmat Allah pada kita tak terhitung lagi jumlahnya, apa ada yang bisa menghitung banyaknya nikmat Allah yang telah kita terima dan kita gunakan dalam hidup ini? saya rasa tidak ada yang dapat membukukannya, bahkan seorang akuntan sehebat apapun. Demikian banyaknya sehingga kita tidak mampu menghitungnya. Allah berfirman, ''Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.'' (QS 16: 18).

Makna syukur adalah menampakkan nikmat dengan menggunakannya pada tempat dan sesuai dengan kehendak pemberinya. Sedangkan hakikat kufur adalah menyembunyikan dan melupakan nikmat. Allah SWT berfirman, ''Dan (ingatlah) tatkala Tuhanmu memaklumkan, 'Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), sesungguhnya azab-Ku sangat pedih'.'' (QS 14: 7).

Karena nikmat berasal dari Allah, secara otomatis semua bentuk syukur ditujukan kembali kepada Allah. Namun, bukan berarti kita tidak boleh bersyukur kepada mereka yang menjadi perantara nikmat Allah. Ini bisa dipahami dari perintah Alah untuk bersyukur kepada orang tua yang telah berjasa menjadi perantara kehadiran kita di dunia. Firman Allah SWT, ''Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua ibu-bapakmu, hanya kepada-Kulah kamu kembali.'' (QS 31: 14).

Perintah bersyukur kepada orang tua sebagai isyarat bersyukur kepada mereka yang berjasa dan menjadi perantara nikmat Allah. Orang yang tidak mampu bersyukur kepada sesama sebagai tanda ia tidak mampu pula bersyukur kepada Allah swt . Nabi bersabda, ''Siapa yang tidak mensyukuri manusia, maka ia tidak mensyukuri Allah.'' (HR Tirmidzi).

Manfaat syukur akan menguntungkan pelakunya yaitu kita sendiri. Allah tidak akan memperoleh keuntungan dengan syukur hamba-Nya dan tidak akan rugi atau berkurang keagungan-Nya apabila hamba-Nya kufur. Allah berfirman, ''Dan siapa yang bersyukur, maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan siapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Mahakaya lagi Mahamulia.'' (QS 27: 40).

Bagaimana cara bersyukur? ada beberapa cara mensyukuri nikmat Allah swt. Pertama, syukur dengan hati. Ini dilakukan dengan mengakui sepenuh hati apa pun nikmat yang diperoleh bukan hanya karena kepintaran, keahlian, dan kerja keras kita, tetapi karena anugerah dan pemberian Allah Yang Maha Kuasa. Keyakinan ini membuat seseorang tidak merasa keberatan betapa pun kecil dan sedikit nikmat Allah yang diperolehnya.

Kedua, syukur dengan lisan. Yaitu, mengakui dengan ucapan bahwa semua nikmat berasal dari Alloh swt. Pengakuan ini diikuti dengan memuji Alloh melalui ucapan alhamdulillah. Ucapan ini merupakan pengakuan bahwa yang paling berhak menerima pujian adalah Allah.

Ketiga, syukur dengan perbuatan. Hal ini dengan menggunakan nikmat Allah pada jalan dan perbuatan yang diridhoi-Nya, yaitu dengan menjalankan syariat , menta'ati aturan Allah dalam segala aspek kehidupan

Sikap syukur perlu menjadi kepribadian setiap muslim. Sikap ini mengingatkan untuk berterima kasih kepada pemberi nikmat (Allah) dan perantara nikmat yang diperolehnya (manusia). Dengan syukur, ia akan rela dan puas atas nikmat Allah yang diperolehnya dengan tetap meningkatkan usaha guna mendapat nikmat yang lebih baik.

Selain itu, bersyukur atas nikmat yang diberikan Allah merupakan salah satu kewajiban seorang muslim.   Seorang hamba yang tidak pernah bersyukur kepada Allah, alias kufur nikmat, adalah orang-orang sombong yang pantas mendapat adzab Allah SWT.

Allah  telah memerintahkan hamba-hambaNya untuk mengingat dan bersyukur atas nikmat-nikmatNya: “Karena itu, ingatlah kamu kepadaKu niscaya Aku ingat pula kepadamu, dan bersyukurlah kepadaKu dan janganlah kamu mengingkari nikmatKu.” (QS al-Baqarah:152)

Ahli Tafsir, Ali Ash Shobuni menjelaskan bahwa yang dimaksud “Ingat kepada Allah” itu adalah dengan Ibadah dan Ta’at, maka Allah akan ingat kepada kita, artinya memberikan pahala dan ampunan. Selanjutnya kita wajib bersyukur atas nikmat Allah dan jangan mengingkarinya dengan berbuat dosa dan maksiat.

Telah diriwayatkan bahwa Nabi Musa as pernah bertanya kepada Tuhannya: ”Ya Robb, bagaimana saya bersyukur kepada Engkau?  Robbnya menjawab: ”Ingatlah Aku, dan janganlah kamu lupakan Aku.  Jika kamu mengingat Aku sungguh kamu telah bersyukur kepadaKu. Namun, jika kamu melupakan Aku, kamu telah mengingkari nikmatKu”.

Di zaman sekarang ini, betapa banyak orang merefleksikan rasa bersyukur, namun dengan cara-cara yang bertentangan dengan prinsip-prinsip syukur itu sendiri. Untuk itu, para ulama telah menggariskan tata cara bersyukur yang benar, yakni dengan cara beribadah dan memupuk ketaatan kepada Allah swt dan meninggalkan maksiat.

Allah swt telah menyatakan dengan sangat jelas bahwa orang-orang yang mau bersyukur atas nikmat yang diberikanNya sangatlah sedikit.  Kebanyakan manusia ingkar terhadap nikmat yang diberikan Allah kepada mereka.   “Sesungguhnya Allah benar-benar mempunyai karunia yang dilimpahkan atas umat manusia, akan tetapi kebanyakan mereka tidak mensyukurinya.” [QS Yunus: 60]

“Katakanlah: “Siapakah yang dapat menyelamatkan kamu dari bencana di darat dan di laut yang kamu berdoa kepadaNya dengan berendah diri dengan suara yang lembut (dengan mengatakan): ”Sesungguhnya jika Dia menyelamatkan kami dari bencana ini, tentulah kami menjadi orang-orang yang bersyukur.”   Katakanlah: ”Allah menyelamatkan kamu daripada bencana itu dan dari segala macam kesusahan, kemudian kamu kembali mempersekutukanNya.” (QS Al-An’aam: 63-64).

Tidak jarang, ketika manusia ditimpa berbagai macam kesusahan mereka segara berdoa dan berjanji untuk bersyukur pada Allah jika bencana itu dihindarkanNya.  Akan tetapi, ketika Allah menghindarkan mereka dari bencana itu, mereka lupa bersyukur bahkan kembali mempersekutukan Allah swt.   Betapa banyak orang menangis, meratap, memelas dan merengek-rengek meminta kepada Allah swt agar dihindarkan dari kesusahan hidup; masalah pribadi, soal pekerjaan, musibah, dsb.  Akan tetapi, ketika Allah menghindarkan mereka dari kesusahan mereka kembali lalai, bermaksiat, bahkan menerapkan aturan-aturan selain aturan Allah.   Bukankah hal ini termasuk telah menyekutukan Allah swt? mana yukur kita? mana rasa terimakasih kita? mari kita berbenah, berlatih untuk selalu bersyukur dan menghindari kufur, semoga Allah selalu mengingatkan dan menuntun kita dijalan yang benar,  amiennn....

اَشْهَدُاَنْالَااِلَهَ اِلَّااللهُ وَاَثْهَدُاَنَّ مُحَمَّدًا رَسٌؤلُ اللهِ

Aku Bersaksi Bahwa Tiada Tuhan Selain Allah dan Aku Bersaksi Nabi Muhammad Adalah Utusan Allah

ALLAH S.W.T berfirman :

مَا نَعْبُدُهُمْ إِلَّا لِيُقَرِّبُونَا إِلَى اللَّهِ زُلْفَى

“Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya”. [Az-Zumar: 3]

Kapan Kalian (Saudara - Saudariku) Bisa Benar Benar Bertakwa Kepada ALLAH dan Kapan Kalian Benar Benar Bisa Menyayangi dan Mencintai ALLAH Karena Rasa Syukur dan Hormat mu Kepada NYA, Sebelum Segalanya DIA Hancurkan (KIAMAT)

Wasalam
SATRIA PININGIT







Tidak ada komentar:

Posting Komentar