Senin, 07 Juli 2014

Legenda Atlantis Menurut Timaeus dan Critias


Kita telah mengenal Atlantis yang legendaris sejak lama. Selain menarik minat para arkeolog dan penjelajah, Atlantis juga menarik perhatian para panganut new age, ufolog hingga nazi Jerman. Bahkan beberapa orang mengatakan bahwa bangsa Atlantis adalah sekelompok ras super keturunan alien yang memiliki teknologi tinggi. Tapi ngomong-ngomong, berapa banyak dari kalian yang pernah membaca buku Timaeus dan Critias tulisan Plato ?

Selalu ada perdebatan apakah Atlantis yang dideskripsikan oleh Plato merupakan sebuah fiksi atau kenyataan. Saya sama sekali tidak kesulitan untuk menerima teori bahwa Atlantis adalah sebuah bangsa yang benar-benar ada dalam sejarah. Namun sepertinya saya mengalami kesulitan untuk menerima teori yang mengatakan bahwa Atlantis adalah negeri para dewa, Ras super keturunan alien dengan teknologi super tinggi, atau teori para penganut new age yang menganggap Atlantis sebagai sebuah benua mistik yang memiliki peranan signifikan dalam kehidupan umat manusia.

Hitler bahkan percaya bahwa bangsa Arya adalah keturunan langsung dari Atlantis yang membuat ia memerintahkan pencarian benua ini. Jadi saya memutuskan untuk membaca langsung dari sumber legenda Atlantis, yaitu Timaeus dan Critias karangan Plato yang ditulis pada tahun 347 SM. Tentu saja kalian tahu bahwa manusia cenderung membesar-besarkan sesuatu. benar kan ? Jadi saya harus mencari tahu sendiri apa yang dikatakan Plato mengenai Atlantis.

Dan saya tidak menemukan satupun deskripsi yang mengindikasikan bahwa ras Atlantis adalah ras super keturunan alien dengan teknologi super tinggi. Teknologi dan kemampuan yang dideskripsikan Plato mengenai Atlantis sebenarnya sama saja dengan teknologi yang dimiliki oleh bangsa purba lainnya seperti Yunani, Cina dan Mesir. Bahkan, dalam tulisan Plato disebutkan bahwa Bangsa Atlantis kalah berperang dengan Yunani (Saya percaya kalian belum pernah mendengar soal ini).

Mungkin yang membuat orang berpikir bahwa mereka keturunan alien adalah karena Plato menyatakan bahwa bangsa Atlantis berasal dari keturunan Poseidon, Dewa Samudera Yunani (ini berlaku bagi mereka yang mempercayai teori bahwa dewa-dewa masa purba adalah alien).

Tapi menariknya, jika kita meneliti kisah-kisah legenda masa purba dari Cina kuno, Sumeria, Mesir, Yunani dan bahkan Indonesia, kita juga akan menemukan legenda yang menceritakan bahwa mereka adalah keturunan langsung para Dewa. Jadi saya menganggap, Legenda Atlantis tidak jauh berbeda dengan legenda suku bangsa lainnya. (Maaf untuk penggemar Atlantis)

Tapi ada banyak hal menarik yang bisa dipelajari dari kisah Atlantis. Dan bagi yang belum mengetahuinya, di bawah ini saya sertakan deskripsi singkat mengenai Atlantis.

Potongan-potongan kalimat ini saya terjemahkan dari Timaeus dan Critias versi Inggris terjemahan Benjamin Jowett. Kalian juga dapat mendownloadnya sendiri dengan mengklik link sumber di akhir tulisan ini.

Timaeus dan Critias adalah sebuah buku yang ditulis dalam rupa dialog yang terjadi antara Timaeus, Critias, Hermocrates dan Socrates. Dalam buku itu, kisah Atlantis diceritakan oleh Critias yang mendengar kisah itu dari kakeknya yang juga bernama Critias. Sedangkan Critias (sang kakek) mendengarnya dari Solon. Dan Solon mendengarnya dari para pendeta Mesir.

Timaeus hanya sedikit menyinggung soal Atlantis. Sedangkan Critias lebih banyak mendeskripsikan Atlantis. Namun, Critias sepertinya belum diselesaikan oleh Plato sehingga kita hanya mendapat sepenggal kisah Atlantis. Tapi paling tidak cukup untuk mengambil pelajaran dari bangsa yang luar biasa ini.

Lokasi Atlantis
"Kekuatan ini datang dari samudera Atlantik. Pada waktu itu, samudera Atlantik dapat dilayari dan ada sebuah pulau yang terletak di hadapan selat yang engkau sebut pilar-pilar Herkules. Pulau itu lebih luas dibandingkan dengan gabungan Libya dan Asia dan pilar-pilar ini juga merupakan pintu masuk ke pulau-pulau lain di sekitarnya, dan dari pulau-pulau itu engkau dapat sampai ke seluruh benua yang menjadi pembatas laut Atlantik. Laut yang ada di dalam pilar-pilar Herkules hanyalah seperti sebuah pelabuhan yang memiliki pintu masuk sempit. Namun laut yang di luarnya adalah laut yang sesungguhnya, dan benua yang mengelilinginya dapat disebut benua tanpa batas. Di wilayah Atlantis ini, ada sebuah kerajaan besar yang memerintah keseluruhan pulau dan pulau lain disekitarnya serta sebagian wilayah di benua lainnya" (Timaeus)

Asal mula bangsa Atlantis
"Sebelumnya aku telah berbicara mengenai pembagian wilayah yang diadakan bagi para dewa dan bagaimana mereka tersebar ke seluruh dunia dalam proporsi yang berbeda-beda. Dan Poseidon, menerima bagiannya, yaitu pulau Atlantis." (Critias)

"Di tengah-tengah pulau itu ada sebuah dataran yang dianggap terbaik dan memiliki tanah yang subur. Di situ ada sebuah gunung yang tidak terlalu tinggi di masing sisi-sisinya. Di gunung itu tinggal seorang pria fana bernama Evenor yang memiliki seorang istri bernama Leucippe. Mereka memiliki satu anak perempuan bernama Cleito. Ketika Cleito telah dewasa, ayah dan ibunya meninggal dunia. Poseidon jatuh cinta dan bersetubuh dengannya." (Critias)

Karakteristik Tanah Atlantis
"Poseidon lalu memecahkan tanah di sekitar bukit tempat tinggal Cleito sehingga bukit itu terpisah dari dataran lain. Bukit itu sekarang dikelilingi oleh laut yang berbentuk lingkaran. Poseidon membuat dua bagian daratan seperti ini sehingga jumlahnya menjadi dua daratan yang dikelilingi tiga wilayah perairan." (Critias)


"Masing-masing daratan memiliki sirkumferen yang berjarak sama dari tengah pulau tersebut. Jadi tidak ada satu orang dan satu kapalpun yang dapat mencapai pulau itu. Poseidon lalu membuat dua mata air di tengah-tengah pulau, satu air hangat dan satu lagi air dingin. ia juga membuat berbagai macam makanan muncul dari tanah yang subur." (Critias)

Nenek Moyang bangsa Atlantis
"Poseidon dan Cleito memiliki lima pasang anak kembar laki-laki. Ia lalu membagi pulau Atlantis menjadi sepuluh bagian. Ia memberikan kepada anak tertua dari pasangan kembar pertama tempat kediaman ibu mereka dan wilayah yang mengelilinginya yang merupakan tanah terluas dan terbaik. Ia juga menjadikannya raja atas saudara-saudaranya. Poseidon memberi nama anak itu Atlas. Dan karenanya seluruh pulau dan samudera itu disebut Atlantik." (Critias)

Kemakmuran Bangsa Atlantis
"Tanah Atlantis adalah tanah yang terbaik di dunia dan karenanya mampu menampung pasukan dalam jumlah besar." (Critias)

"Tanah itu juga mendapatkan keuntungan dari curah hujan tahunan, memiliki persediaan yang melimpah di semua tempat." (Critias)

"Orichalcum bisa digali di banyak wilayah di pulau itu. Pada masa itu Orichalcum lebih berharga dibanding benda berharga apapun, kecuali emas. Di pulau itu juga banyak terdapat kayu untuk pekerjaan para tukang kayu dan cukup banyak persediaan untuk hewan-hewan ternak ataupun hewan liar, yang hidup di sungai ataupun darat, yang hidup di gunung ataupun dataran. Bahkan di pulau itu juga terdapat banyak gajah" (Critias)

Struktur Masyarakat Atlantis
"Pada masa itu, wilayah Atlantis didiami oleh berbagai kelas masyarakat. Ada tukang batu, tukang kayu, ada suami-suami dan para prajurit. Bagi para prajurit, mereka mendapat wilayah sendiri dan semua keperluan untuk kehidupan dan pendidikan disediakan dengan berlimpah. Mereka tidak pernah menganggap bahwa kepunyaan mereka adalah milik mereka sendiri. Mereka menganggapnya sebagai kepunyaan bersama. Mereka juga tidak pernah menuntut makanan lebih banyak dari yang dibutuhkan." (Critias)

"Para prajurit ini tinggal di sekitar kuil Athena dan Hephaestus di puncak bukit. Di tempat itu mereka kemudian membuat pagar untuk melindungi tempat itu. Di sebelah utara, mereka membangun ruangan untuk makan di musim dingin dan membuat bangunan-bangunan yang dapat digunakan untuk kebutuhan bersama." (Critias)

"Mereka tidak memuja emas dan perak karena bagi mereka, semua itu tidak ada gunanya. mereka juga membangun rumah sederhana dimana anak-anak mereka dapat bertumbuh." (Critias)

'Inilah cara mereka hidup, mereka menjadi penjaga kaum mereka sendiri dan menjadi pemimpin bagi seluruh kaum Helenis yang dengan sukarela menjadi pengikut mereka. Lalu mereka juga menjaga jumlah perempuan dan laki-laki dalam jumlah yang sama untuk berjaga-jaga bila terjadi perang. Dengan cara inilah mereka mengelola wilayah mereka dan seluruh wilayah Hellas dengan adil. Atlantis menjadi sangat termashyur di seluruh Eropa dan Asia karena ketampanan dan kebaikan hati para penduduknya." (Critias)

Teknologi Atlantis
"Mereka membangun kuil, istana dan pelabuhan-pelabuhan. Mereka juga mengatur seluruh wilayah dengan susunan sebagai berikut : pertama mereka membangun jembatan untuk menghubungkan wilayah air dengan daratan yang mengelilingi kota kuno. Lalu membuat jalan dari dan ke arah istana. Mereka membangun istana di tempat kediaman dewa-dewa dan nenek moyang mereka yang terus dipelihara oleh generasi berikutnya. Setiap raja menurunkan kemampuannya yang luar biasa kepada raja berikutnya hingga mereka mampu membangun bangunan yang luar biasa besar dan indah." (Critias)

"Dan mereka membangun sebuah kanal selebar 300 kaki dengan kedalaman 100 kaki dan panjang 50 stadia (9 km). Mereka juga membuat jalan masuk yang cukup besar untuk dilewati bahkan oleh kapal terbesar dan Lewat kanal ini mereka dapat berlayar menuju zona terluar." (Critias)

Kehancuran Pulau Atlantis
"9.000 tahun adalah jumlah tahun yang telah berlangsung sejak perang yang terjadi antara mereka yang berdiam di luar pilar-pilar Herkules dengan mereka yang berdiam di dalamnya. Perang inilah yang akan aku deskripsikan." (Critias)

"Pasukan yang satu dipimpin oleh kota-kota Athena. Di pihak lain, pasukannya dipimpin langsung oleh raja-raja dari Atlantis, yaitu seperti yang telah aku jelaskan, sebuah pulau yang lebih besar dibanding gabungan Libya dan Asia, yang kemudian dihancurkan oleh sebuah gempa bumi dan menjadi tumpukan lumpur yang menjadi penghalang bagi para penjelajah yang berlayar ke bagian samudera yang lain." (Critias)

"Banyak air bah yang telah terjadi selama 9.000 tahun, yaitu jumlah tahun yang telah terjadi ketika aku berbicara. Dan selama waktu itu juga telah terjadi banyak perubahan. Tidak pernah terjadi dalam sejarah begitu banyak akumulasi tanah yang jatuh dari pegunungan di satu wilayah. Namun tanah telah berjatuhan dan menimbun wilayah Atlantis dan menutupinya dari pandangan mata." (Critias)

"Karena hanya dalam semalam, hujan yang luar biasa lebat menyapu bumi dan pada saat yang bersamaan terjadi gempa bumi. Lalu muncul air bah yang menggenang seluruh wilayah." (Critias)

"Namun sesudah itu, muncul gempa bumi dan banjir yang dashyat. Dan dalam satu hari satu malam, semua penduduknya tenggelam ke dalam perut bumi dan pulau Atlantis lenyap ke dalam samudera luas. Dan karena alasan inilah, bagian samudera disana menjadi tidak dapat dilewati dan dijelajahi karena ada tumpukan lumpur yang diakibatkan oleh kehancuran pulau tesebut." (Timaeus)

Penutup - Pelajaran dari Atlantis
"Selama banyak generasi, karakter yang mulia hidup di dalam diri mereka, mereka patuh kepada hukum dan memiliki ketertarikan yang kuat kepada dewa. Mereka memiliki jalan hidup yang baik, menggabungkan kelemahlembutan dengan kebijaksanaan di dalam berbagai aspek kehidupan dan dalam hubungannya dengan sesama." (Critias)

"Mereka tidak mau mengangkat senjata melawan sesamanya, dan mereka akan segera bergegas menolong rajanya ketika ada usaha untuk menggulingkannya. Mereka menolak segala kejahatan dan hanya melakukan kebaikan. Mereka hanya menaruh sedikit perhatian untuk kehidupan mereka sendiri. Mereka menganggap remeh harta benda emas dan perak yang sepertinya hanya menjadi beban bagi mereka." (Critias)

"Bahkan ketika mereka berkelimpahan di dalam kemewahan, mata hati mereka tidak dibutakan olehnya. Mereka sadar bahwa kekayaan mereka akan bertambah oleh perbuatan baik dan persahabatan antara satu dengan yang lain yang juga disertai dengan penghormatan antara sesama. Karakter-karakter semacam itu terus bertumbuh di antara mereka." (Critias)

"Namun, karakter-karakter mulia tersebut mulai memudar dan menjadi terlalu sering dikompromikan. Mereka bercampur dengan sifat-sifat duniawi, dan sifat itu kemudian menjadi pengendali. Karena itu mereka tidak mampu lagi menanggung kekayaan yang mereka miliki. Mereka mulai berperilaku tidak sepantasnya dan mata mereka menjadi rabun karena mereka telah kehilangan harta mereka yang paling berharga." (Critias)

"Zeus, raja para dewa yang memerintah berdasarkan hukum dan mampu melihat perbuatan-perbuatan jahat yang mereka lakukan mulai mencanangkan hukuman bagi ras yang terhormat itu supaya mereka dapat disadarkan dan dimurnikan. Lalu ia mulai mengumpulkan para dewa dari tempat kediaman masing-masing. Setelah mereka semua berkumpul, Zeus berkata : ....." (Critias)

Dan dengan kalimat itulah Critias berakhir, tidak terselesaikan. Jadi kita tidak akan pernah tahu apa yang ingin dikatakan oleh Zeus. Tapi bahkan walaupun buku ini tidak pernah terselesaikan, pengaruhnya terhadap umat manusia jauh lebih besar dibandingkan dengan ribuan buku lainnya.

(Timaeus, Critias)

Apakah Sardinia adalah Atlantis yang hilang ?

Para sarjana terkemuka dunia baru-baru ini berkumpul di Roma untuk mendiskusikan sebuah ide kontroversial yang mengatakan bahwa Sardinia adalah pulau Atlantis yang hilang. Teori ini yang pertama kali disinggung dalam sebuah buku yang ditulis oleh jurnalis Italia bernama Sergio Frau telah menarik banyak perhatian dari masyarakat internasional, baik pujian ataupun kritikan.

Buku itu, walaupun telah terjual sebanyak 30.000 kopi, tetap dianggap para akademisi sebagai sebuah sensasi yang tidak ilmiah dan tidak berdasar. Namun teori ini mendapat perhatian besar tahun lalu ketika UNESCO mengorganisir sebuah simposium mengenai isu tersebut di Paris yang menyarankan agar ide tersebut mendapat pertimbangan serius. Kemudian setelah itu, Akademisi, arkeolog, geolog dan sejarawan dari seluruh Italia berkumpul di Rome's Accademia dei Lincei untuk meneliti teori tersebut lebih mendalam dan mendiskusikan kemungkinan penelitian lanjutan di masa depan.

Pulau Atlantis seperti diketahui adalah sebuah pulau misterius yang hingga kini keberadaannya belum diketahui secara pasti. Pulau ini pertama kali disinggung oleh filsuf Yunani Plato dalam bukunya Timaeus dan Critias (360 SM) yang mengatakan bahwa sebuah pulau dengan peradaban maju dihancurkan oleh sebuah bencana. Para ilmuwan menduga bahwa bencana yang dimaksud adalah Tsunami.


Teori tradisional menyebut bahwa Atlantis terletak di satu tempat di wilayah Atlantik karena Plato mengatakan bahwa pulau itu terletak di seberang Pilar Herkules. Menurut penulis Yunani kuno lainnya yang bernama Erathosthenes, pilar herkules terletak di selat Gibraltar.

Namun Frau percaya bahwa Erathosthenes, yang juga seorang pustakawan dan ahli geografi yang hidup di Alexandria pada abad kedua SM melakukan kesalahan. Frau percaya pilar Herkules terletak di Sisilia. Frau mendapat kesimpulan ini setelah melihat dua peta kuno Mediterania zaman perunggu. Satu peta menunjukkan Tunisia dan Sisilia hampir bersentuhan, peta yang lain yang menunjukkan Selat Gibraltar, dan keduanya menunjukkan kemiripan.

Frau berpikir bahwa Erathosthenes memindahkan pilar itu karena 120 tahun antara era Plato dan eranya, dunia Yunani berubah secara dramatis dan selat antara Sisilia dan Afrika sudah bukan merupakan bagian kerajaan Yunani. Lebih Lanjut, pergeseran geologis dan naiknya permukaan air laut memperlebar jarak antara Tunisia dan Sisilia yang akhirnya menjadi penyebab kesalahan Erathosthenes.

 Jika Pilar Herkules terletak di Sisilia, maka Sardinia adalah lokasi pasti Atlantis. Frau menemukan juga bahwa peradaban Nuragic - berasal dari kata Nuraghes (menara batu) yang dibangun di pulau itu - berkembang dengan pesat di Shardana (sardinia) antara 1.400 - 1.200 SM. Bencana yang menghancurkan kebudayaan Nuragic dan penduduknya diperkirakan terjadi sekitar 1.178 - 1.175 SM. Walaupun Plato menyebut kebudayaan Atlantis ada sekitar 9.000 tahun sebelumnya, banyak sejarawan berpikir bahwa Plato melakukan kesalahan dan mungkin maksudnya adalah 900 tahun. Mereka mendasarkan teorinya pada deskripsi Plato tentang tulisan dan perkakas perunggu yang disebut ditemukan di Pulau itu. Lebih lanjut, apabila pilar herkules dipindahkan menjadi selat Sisilia, maka menurut Frau, banyak tulisan-tulisan kuno lainnya akan menjadi akurat dari segi geografis.

Contoh, Herodotus menulis mengenai Corsica dan kota kuno Tartessos seakan-akan kedua kota itu dekat satu sama lain. Namun jika pilar herkules terletak di Gibraltar, maka perjalanan dari Tartessos ke Corsica akan memakan waktu satu bulan dengan kapal, yang artinya tidak sesuai dengan deskripsi Herodotus.

Teori-teori keberadaan Atlantis

Kebanyakan dari lokasi yang diajukan mengenai keberadaan Atlantis adalah dekat laut Mediterania seperti pulau Sardinia, Kreta, Santorini, Sisilia, Siprus dan Malta. Sedangkan daratan lain yang dicurigai sebagai Atlantis adalah Troy, Tartessos, Tantalus, Turki, Sinai dan Kanaan. Di wilayah sekitar laut hitam juga dicurigai sebagai lokasi Atlantis, diantaranya Bosphorus dan Ancomah. Pada tahun 2003, sebuah teori baru diajukan bahwa laut Azov kemungkinan adalah tempat asal Atlantis.

Teori-teori lainnya juga menyebut tempat seperti Andalusia, pulau Canary, Kuba, Bahamas, segitiga Bermuda, Indonesia, Malaysia, pulau "Kumari Kandam" di India dan struktur piramida Yonaguni di Jepang.

Benarkah Indonesia Bagian Dari Atlantis?

Membicarakan Atlantis tidak dapat dipisahkan dari Plato karena filsuf inilah yang pertama kali mengangkat legenda Atlantis. Akan tetapi, mengingat pepatah Amicus Plato, sed magis amica veritas: saya senang kepada Plato, tetapi saya lebih senang kepada kebenaran. Maka, apakah Atlantis adalah bagian dari kekhilafan sang filsuf? Ataukah kali ini adalah benar adanya?

Atlantis yang diceritakan turun temurun selalu berkisah tentang orang-orang Athelan yang berperadapan tinggi dan maju. Mereka membangun imperium yang kokoh dengan kota-kota beratap dan berdindingkan emas. Namun, peradaban yang memukau itu lenyap dalam semalam. Daratan luas yang menyangga kehidupan amblas terkepung air karena gempa, ledakan, dan tsunami. Cerita semacam ini hamper pasti diamini setiap orang. Di berbagai belahan dunia, hampir di setiap kebudayaaan memiliki legenda yang hilang. Sekarang, bukan esensi cerita yang kerap diperdebatkan, melainkan eksistensi cerita. Para arkeolog, sejarawan, geolog, danoseanografer berlomba-lomba membuktikan bahwa Atlantis bukan sekedar pengantar tidur, melainkan bagian dari tonggak nyata seejarah manusia.

“Atlantis, sepertinya tetap merupakan bagian dari kebudayaan kita, terserah kita percaya atau tidak,” tulis Charles Berlitz dalam bukunya, The Mysteri Of Atlantis yang terbit pada 1976. “ia menginspirasi karya klasik, mempengaruhi sejarah, bahkan menyumbang bagi penemuan dunia baru. “memang, jika Atlantis hanya dongeng, maka ini adalah dongeng terbesar yang dimiliki umat manusia. Lebih dari 5000 buku didedikasikan khusus untuk membahas benua yang malang itu.

Kata Atlantis berasal dari bahasa Sanskrit, Atala yang berarti surge. Sementara menurut Plato Atlantis adalah negeri dua pilar atau tiang. Pada Timaeus Plato menulis, “Pada waktu itu, Samudra Atlantis dapat dilayari dan ada sebuah pulau yang terletak di hadapan selat yang engkau sebut pilar-pilar Hercules. Pulau itu lebih luas dibandingkan dengan gabungan Libya dan Asia danpilar-pilar ini juga merupakan pintu masuk ke pilau-pulau lain di sekitarnya, dan dari pulau-pulau itu engkau akan sampai ke benua yang menjadi pembatas laut Atlantis . laut yang ada di dalam pilar-pilar Hercules hanyalah seperti sebuah pelabuhan yang memiliki pintu masuk sempit. Namun, laut yang luarnya adalah laut yang sesungguhnya, dan benua yang mengelilinginya dapat disebut benua tanpa batas. Di wilayah Atlantis ini ada pulau lain disekitarnya serta sebagian wilayah di benua lainnya.” Pilar-pilar Hercules ini adalah tenggelamnya Atlantis, kurang lebih 11.150 tahun silam.

 
Myths of the Antediluvian Word, sebuah buku yang ditulis Ignatius Donnelly menjadi pematik semangat para penggemar Atlantis untuk mencari tanah pujaanya yang hilang. Buku yang terbit pada 1882 itu antara lain merujuk pada sebab-sebab alamiah untuk menjelaskan fenomena gempa bumi dan banjir besar yang menengelamkan Atlantis. Selain itu, Donnelly juga mencoba menganalisis mengapa bentuk piramida dipakai oleh bangsa Mesir Kuno dan bangsa-bangsa Mesoamerika (Aztec, Inca, Maya, dan Toltec) mempunyai banyak kesamaan, pun dengan bentuk budaya tulis hieroglif. Padahal, mereka dipisahkan oleh letak geografis yang sangat jauh. Kata Donnelly, kesamaan ini pastilah disebabkan nenek moyang mereka berasal dari satu sumber. Bangsa Atlantis yang selamat dari bencana dahsyat kemudian menyebar di berbagai tempat dan mengembangkan peradaban yang hampir sama denganapa yang mereka bangun dahulu.

Pendapat Donnelly semacam mendapatkan dukungan dari mitos-mitos yang mereka miliki. Bangsa Mesir Kuno mempunyai kepercayaan bahwa sebuah tempat di tengah-tengah samudra jauh di barat sebagai tempat ‘kediamna para jiwa’ Bangsa Mesir Kuno menyebut tempat itu Arau, Alau,atau Amerti. Di pihak lain, bangsa-bangsa Mesoamerika mempunyai legenda yang menceritakan nenek moyang mereka adalah manusia super yang dating dari timur.

Lalu bagaimana dengan hieroglif?
“Jika bisa membaca hieroglif  Mesir Kuno, apakah anda bisa serta merta membaca hieroglif Maya? Jawabannya tidak. Dua tulisan itu sama sekali tak punya symbol dan teknik yang sama,” kata Ken Feder.

Suatu hari pada tahun 1968. Dr. Manson Valentine menjerit kaget ketika menyelam di sekitar kepulauan Bimini. Dia bersama beberapa penyelam menemukan kontur jalan besar yang tersusun atas batu-batu raksasa. Dilautan yang tenang dan bening, jalan raksasa itu dapat dilihat dengan jelas. Memang, besar kecilnya batu danketebalannya tidak sama, tetapi penyusunannya sangant rapi. Orang akan berfikir dua kali jika itu hanya fenomena alam saja.

Tahukah anda perkembangan Atlantis saat ini? Dikatakan benua yang hilang itu tidak keseluruhan tenggelam, tetapi menyisakan sedikit daratan. Daratan yang tersisa itu disinyalir sekarang bernama Indonesia.

Aryos Santos, ilmuwan Brasil melakukan penelitian selama 30 tahun yang dituangkannya buku Atlantis The Lost Continent finally Found, The Definitifve of Plato’s Lost Civilization. Secara mengejutkan dia menampilkan 33 perbandingan seperti luas wilayah , cuaca , kekayaan alam , gunung berapi  , cara bertani ,dan lain-lain. Santos sempai pada kesimpulan Atlantis meruoakan benua yang membentang dari bagian selatan India, Sri Lanka, Jawa , Kalimantan, terus kea rah timur. Salah satu bukti Indonesia merupakan bagian Atlantis adalah system terasiasi sawah yang khas Indonesia adalah bentuk yang diadaptasi oleh Candi Borobudur dan Piramida.

Atlantis tenggelam karena lutusan serangkaian gunung berapi yang mengakibatkan mencairnya lapisan es dunia. (Atlantis diperkirakan berkembang pada era Pleistocene, yaitu masa ketika Bumi masih banyak diliputi lapisan-lapisan es). Melihat rangkaian gunung berapi Indonesia, di antaranya Kerinci, Talang, Krakatau, Malabar, Galunggung, Pangrango, Merapi, Merbabu, semeru, bromo, Agung, dan Rinjani. Kemingkinan itulah jejak dari tannah Atlantis. Jika gunung-gunung itu meletus secara bersamaan (juga yang di luar Indonesia) maka dipastiakan aka nada perubahan peta dunia, mungkin berupa tenggelamnya daratan atau munculnya daratan baru.

Ada pendapat lain yang menyatakan kebenaran Atlantis adalah sunda land atau Sumatra Terra Land. Wilayah itu kini adalah Sumatra, jawa, Kalimantan,. Sekitar 11.600 tahun silam, pulau-pulau tersebut masih menyatu. Daratan ini berlahan-lahan tenggelam dan terpisah seiring dengan berakhirnya zaman es.

Namun, jika lokasi Atlantis ternyata di Indonesia bukan tidak mungkin nenek moyang indonesialah keturunan langsung dari bangsa Atlantis. Pada buku Oppenheimer dengan percaya diri menyatakan bahwa Sundaland adalah “The Lost Atlantis”. Bangsa-bangsa Eurasia adalah keturunan dari penduduk sundaland yang bermigrasi karena banjir yang menenggelamkan tanah mereka. Hipotesis ini dibangun berdasarkan penelitian atas geologi, arkeologi, denetika, linguistic, dan Folklor.

 Atlantis is not "The Legend"

Atlantis The Lost Continent Finally Found adalah sebuah buku arkeologi prasejarah terdiri dari empat bagian serta enambelas bab yang ditulis oleh Prof. Arysio Nunes dos Santos, Ph.D seorang fisikawan nuklir dan ahli geologi mengenai realitas Atlantis sejak pertama kali diungkapkan oleh filsuf besar Plato, dalam dua setengah milenium lalu dengan membandingkan serta membantah secara ilmiah mungkin untuk pertama kalinya berbagai teori yang ada di lokasi Atlantis dan realitas, penulis menguraikan sebuah teori yang menempatkan secara definitif bahwa Atlantis tersebut berada di wilayah Indonesia dan "Plato Tidak Bohong, Atlantis Ada di Indonesia"

Atlantis adalah sebuah daratan raksasa di atas Samudera Atlantik arah barat Laut Tengah yang sangat jauh, yang bangga dengan peradabannya yang menakjubkan. Ia menghasilkan emas dan perak yang tak terhitung banyaknya: istana dikelilingi oleh tembok emas dan dipagari oleh dinding perak. Dinding tembok dalam istana bertakhtakan emas,cemerlang dan megah. Di sana, tingkat perkembangan peradabannya memukau orang. Memiliki pelabuhan dan kapal dengan perlengkapan yang sempurna, juga ada benda yang bisa membawa orang terbang. Kekuasaannya tidak hanya terbatas di Eropa, bahkan jauh sampai daratan Afrika. Setelah dilanda gempa dahsyat,tenggelamlah ia ke dasar laut beserta peradabannya.

Atlantis digambarkan sebagai peradaban dengan tingkat kemajuan teknologi yang tinggi. Konon,Pesawat Terbang,Pendingin ruangan,batu baterai,dll telah ada pada masa itu,,Menurut perhitungan versi Plato, waktu tenggelamnya kerajaan Atlantis, kurang lebih 11.150 tahun silam

Sebelum Candi Borobudur dibangun sekitar tahun 800-an Masehi pada masa pemerintahan Wangsa Syailendra dulunya adalah Pusat Kota Atlantis, Bangunan itu sengaja di Ganti dengan Bangunan Candi untuk menutupi (Bahwa disitulah Letak Pusat Atlantis) Kebenaran yang sesungguhnya (Mereka menyimpan rahasia dengan bahasa Kode atau Bahasa Sandi dalam Bentuk Stupa atau sudut untuk menandai posisi, nama nama Rahasia atau Kitab Kitab Rumusan yang harus mereka Rahasiakan dan hanya golongan golongan mereka saja yang tahu, yaitu Golongan Jinn Ahli sihir dan Antek Anteknya)

Dan Khidir berpesan :

WALAQOD SHORROFANA FII HADAL QUR’AANI LINNAASI MINKULLI MASYALIN WA KAANAL INSAANU AKTSARO SYAI WIJADALAN”

QS: Al Kahfi 54. Artinya :

“Dan sesungguhnya Kami telah mengulan­g-ulang bagi manusia di dalam Qur’an ini bermacam ­macam perumpamaan.

Dan adalah manusia itu makhluk yang banyak membantah”

Peterpan (bocah lelaki yang dapat terbang di Negeri Neverland, sebuah negeri Antah Berantah, Antah Berantah artinya adalah negeri yang Kacau balau, negeri Goro-goro yaitu Indonesia)

Kisah Peter Pan itulah yang mendasari Michael Jackson memberi nama rumahnya dengan nama Neverland, sebuah properti yang awalnya bernama Sycamore Valley Ranch. Michael Jackson mengisi rumahnya dengan taman bermain dan kebun binatang. Pintu rumahnya selalu terbuka lebar untuk anak-anak. Dan dipilihlah nama Neverland sesuai nama pulau fantasi yang ada dalam kisah Peter Pan, layaknya surga bagi anak-anak.

Tak Bisakah (OST Alexandria )
Alexandria berasal dari kebalikan huruf Dia Alexander (dengan membuang satu huruf e) atau Iskandar Zulkarnain atau Sebutan The Great Alexander kepada Raja Iskandar Zulkarnain, Dari Peterpan Menjadi Noah (Nabi Nuh) Sahabatnya Wali (aku plesetkan sebagai nama grup band Indonesia buatan saya, yang bernama Wali Band)

Buku lain yang  ditulis oleh Oppenheimer berjudul Out Of Eden: the Peopling of the Word (2004). Buku ini mengangkat topik sejarah persebaran dan penghunian semua daratan di Bumi oleh manusia modern berdasarkan analisis DNA pada semua bangsa.










2 komentar:

  1. Kuingat-ingat ibuku... Dongengkan cerita.... Kisah Tentang Jaya Nusantara lama... Tentram Kartaraharja disana...

    BalasHapus
  2. Apa benar dulu Atlantis menaklukkan Eropa Barat ?

    BalasHapus