Janganlah
melihat dengan Nafsu tapi dengan Mata hati yang berisi cahaya Ilahi,
Janganlah berpikir dengan EGO tapi dengan hati nan penuh kasih
Janganlah bicara dengan Kedengkian tapi dengan beristighfar dan dzikirullah.
Jika Anda semua ingin bisa mengetahui SIRRUL ASRAR (RAHASIA DARI SEGALA RAHASIA KEHIDUPAN atau Rahasia dalam Rahasia atau Rahasia Yang Tersembunyi dan di Sembunyikan) DENGAN CARA PENYUCIAN DIRI
DAN MEMPERBANYAK BERDZIKIR
Terdapat berbagai peringkat dzikir dan masing-masing ada cara yang berlainan. Ada yang diucapkan dengan lisan secara kuat dan ada pula yang diucapkan secara sirri, dari lubuk hati. Pada peringkat permulaan seseorang perlu menyebutkan ucapan dzikirnya dengan lisan secara berbunyi. Kemudian peringkat demi peringkat zikir mengalir ke dalam diri, turun kepada hati, naik kepada roh dan seterusnya pergi semakin jauh yaitu kepada bagian rahasia-rahasia, pergi lagi kepada yang lebih jauh yaitu bagian yang tersembunyi sehingga kepada yang paling tersembunyi dari yang tersembunyi. Sejauh mana dzikir masuk ke dalam, peringkat yang dicapainya, tergantung pada sejauh mana Allah dengan kemurahan-Nya membimbing seseorang.
Dzikir pada bagian tersembunyi akan membawa seseorang kepada:
فى مَقعَدِ صِدقٍ عِندَ مَليكٍ مُقتَدِرٍ
“Di tempat duduk yang haq, di sisi Raja Agung yang sangat berkuasa”. (Surah Qamar, ayat 55).
Dzikir akhir disebut dzikir khafi al-khafi (yang paling Tersembunyi daripada yang Tersembunyi – membawa seseorang kepada suasana fana diri sendiri dan penyatuan dengana yang haq. Dalam kenyataannya tiada sesuatu kecuali Allah yang mengetahui keadaan orang yang telah masuk ke dalam alam yang mengandung semua pengetahuan, kesudahan kepada semua dan segala perkara)
PENYUCIAN DIRI YANG SEMPURNA ADALAH BIASANYA DI LAKUKAN OLEH INSAN YANG MENGASINGKAN DIRINYA DAN MEMBEBASKAN DIRINYA DARIPADA SEGALA URUSAN DUNIA DAN MENYATUKAN MATA DAN HATINYA HANYA KEPADA ALLAH.
Untuk membebaskan seseorang daripada Perbuatan buruk dengan cara menyucikan dan menyinarkan cermin hatinya. Penyucian ini dilakukan dengan mendapatkan pengetahuan, dengan beramal menurut pengetahuan itu, dengan usaha dan keberanian, melawan ego diri, menghapuskan yang banyak pada diri, mencapai ke esaan. Perjuangan ini berterusan sehingga hati menjadi hidup dengan cahaya keesaan – dan dengan cahaya keesaan itu mata bagi hati yang suci akan melihat hakikat sifat-sifat Allah di sekeliling dan pada dirinya.
Allah berfirman: “Siapa yang buta di dunia buta juga di akhirat”. (Surah Bani Israil, ayat 72).
Bukan buta mata yang di kepala tetapi buta mata yang di hati yang menghalang seseorang daripada melihat cahaya hari akhirat. Firman Allah: “Bukan matanya yang buta tetapi hatinya yang di dalam dada”. (Surah Hajj, ayat 46).
Tujuan penyucian itu ada dua jenis: Pertama untuk membolehkannya masuk kepada alam sifat-sifat Ilahi dan kedua untuk mencapai makam Zat.
Penyucian untuk memasuki alam sifat-sifat Ilahi memerlukan pelajaran yang membimbing seseorang di dalam proses penyucian cermin hati daripada gambaran hewan manusia dengan cara rayuan, ucapan atau memikirkan dan mendoakan pada nama-nama Ilahi. Ucapan itu menjadi kunci, perkataan rahasia yang membuka hati. Hanya bila mata itu terbuka barulah boleh dia melihat sifat-sifat Allah yang sebenarnya. Kemudian mata itu melihat gambaran kemurahan Allah, nikmat, rahmat dan kebaikan-Nya di atas cermin hati yang murni itu. Nabi s.a.w bersabda, “Mukmin adalah cermin bagi sesama mukmin”.
Penyucian yang bertujuan mencapai Zat Ilahi adalah melalui terus menerus mentafakurkan kalimah tauhid. Ada tiga nama ke esaan, tiga yang akhir daripada dua belas nama-nama Ilahi. Nama-nama tersebut ialah:
LA ILAHA ILLA LLAH : Tiada yang ada kecuali Allah
ALLAH : Nama khusus bagi Tuhan
HU : Allah yang bersifat melampaui sesuatu
HAQ : Yang sebenarnya (Hakikat)
HAYYUN : Hidup Ilahi yang kekal abadi
QAYYUM : Berdiri dengan sendiri yang segala kewujudan bergantung kepada-Nya
QAHHAR : Yang Maha Memaksa, meliputi segala sesuatu
WAHHAB : Pemberi tanpa batas
WAHID : Yang Esa
AHAD : Esa
SAMAD : Sumber kepada segala sesuatu
Nama-nama ini mestilah diseru bukan dengan lidah biasa tetapi dengan lidah rahasia bagi hati. Hanya dengan itu mata hati melihat cahaya keesaan. Bila cahaya suci Zat menjadi nyata semua nilai-nilai kebendaan lenyap, semua menjadi tiada apa-apa. Ini adalah suasana menghabiskan sepenuhnya segala perkara, kekosongan yang melampaui semua kekosongan. Kenyataan cahaya Ilahi memadamkan semua cahaya:
“Tiap-tiap sesuatu akan binasa kecuali Zat-Nya”. (Surah Qasas, ayat 88).
“Allah hapuskan apa yang Dia kehendaki dan Dia tetapkan apa yang Dia kehendaki, kerana pada sisi-Nya ibu kitab”. (Surah ar-Ra’d, ayat 39).
Bila semuanya lenyap apa yang tinggal selamanya adalah roh suci. Ia melihat dengan cahaya Allah. Ia melihat-Nya, Dia melihatnya. Di sana tiada gambaran, tiada persamaan di dalam melihat-Nya:
“Tiada sesuatu yang serupa dengan-Nya. Dia mendengar dan melihat”. (Surah asy-Syura, ayat 11).
Apa yang ada hanyalah cahaya murni yang mutlak. Tidak ada apa untuk diketahui lebih dari itu. Itu adalah alam fana diri. Allah memerintahkan melalui Rasul-Nya,“Pisahkan diri kamu dari segala perkara dan carilah keesaan”. Pemisahan itu bergerak daripada semua yang keduniaan kepada kekosongan dan ketiadaan. Hanya dengan itu kamu memperolehi sifat-sifat Ilahi. Itulah yang dimaksudkan oleh Nabi s.a.w apabila bersabda, “Sucikan diri kamu, benamkan diri kamu dalam sifat-sifat yang suci (sifat Ilahi)”.
Apa saja yang kamu buat di sini, dhohir kamu mestilah menurut syari’at (jalan) yang lurus. Ia hanya mungkin dengan mengikuti dan mematuhi serta memelihara peraturan dan hukum agama. Untuk berbuat demikian seseorang haruslah menyadari, mengingati Allah malam dan siang, lahir dan batin, berterusan. Bagi mereka yang menyaksikan yang haq mengingati Allah adalah wajib sebagaimana perintah-Nya:
فَاذكُرُوا اللَّهَ قِيٰمًا وَقُعودًا وَعَلىٰ جُنوبِكُم
“Maka hendaklah kamu ingat kepada Allah sambil berdiri dan sambil duduk dan sambil (berbaring) atas rusuk-rusuk kamu” . (Surah Nisaa’, ayat 103).
الَّذينَ يَذكُرونَ اللَّهَ قِيٰمًا وَقُعودًا وَعَلىٰ جُنوبِهِم وَيَتَفَكَّرونَ فى خَلقِ السَّمٰوٰتِ وَالأَرضِ رَبَّنا ما خَلَقتَ هٰذا بٰطِلًا سُبحٰنَكَ فَقِنا عَذابَ النّارِ
“(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “”Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” (Surah Imraan, ayat 191).
Orang yang Bingung Berarti Mulai Kehilangan Islamnya
Kalau ada orang yang bingung antara mau menjadi "Liberal" atau menjadi "Teroris" berarti dia sudah mulai kehilangan Islam dari dirinya. Orang seperti ini adalah korban perang pemikiran yang dilancarkan Dunia Barat sekular kepada Islam. Perang ini berusaha memaksa umat Islam untuk memilih antara harus menjadi Muslim "fundamentalis" atau menjadi Muslim "moderat" atau "liberal". "Fundamentalis" dianggap cenderung menjadi teroris, sedangkan "liberal" dianggap bisa hidup seenak syahwat layaknya bangsa Barat.
“ketika orang lain bergantung pada dunia, gantunglah dirimu hanya pada Allah. Ketika orang lain merasa bahagia karena kekasih mereka, jadilah dirimu merasa bahagia dengan Allah dan ketika orang-orang menghadap raja dan pembesar untuk mengais harta & mencintai mereka, jadilah dirimu betul-betul MENCINTAI ALLAH”
Sabar terhadap ketaatan kepada Allah SWT, sabar dari maksiat dan hal-hal yang diharamkan Allah SWT, dan sabar terhadap musibah yang ditakdirkan Allah SWT
Allah Subhanahu wata’ala berfirman,
نْ أَحْسَنْتُمْ أَحْسَنْتُمْ لأنْفُسِكُمْ وَإِنْ أَسَأْتُمْ فَلَهَا
“Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, Maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri.”(Q.S.Al-Isra : 7).
Allah Subhanahu wata’ala berfirman,
لا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلا وُسْعَهَا
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.” (Q.S. Al-Baqarah : 286)
“Apabila keluarga Nabi s.a.w. ditimpa suatu kesulitan, maka beliau menyuruh keluarganya mendirikan shalat seraya membaca ayat al-Qur’an:
وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلٰوةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا لاَ نَسْئَلُكَ رِزْقًا نَحْنُ نَرْزُقُكَ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوَى
firman Allah SWT :
“Dan perintahkanlah keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang-orang yang bertaqwa.” (Q.S. Thaahaa : 132). [6]
Sabar sebelum melakukan sebuah amalan, diwujudkan dengan meluruskan niat dan melepaskan diri dari noda-noda riya’. Sabar saat melaksanakannya yang tentunya tidak mudah (beban berat), akan ada banyak rintangan dan ujian serta jalan yang panjang.
Allah Subhanahu wata’ala berfirman,
فَمَن كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا
“ Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Rabbnya, hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadah kepada Rabbnya.” (al-Kahfi: 110)
Allah Subhanahu wata’ala Yang Maha Penyayang juga mengabarkan tentang kemuliaan yang akan mereka dapat di akhirat nanti,
أُولَٰئِكَ يُجْزَوْنَ الْغُرْفَةَ بِمَا صَبَرُوا وَيُلَقَّوْنَ فِيهَا تَحِيَّةً وَسَلَامًا
“Mereka itulah orang yang dibalasidengan martabat yang tinggi (dalam Al-Ustadz Abul Abbas Muhammad Ihsan surga) karena kesabaran mereka dan mereka disambut dengan penghormatan dan ucapan selamat di dalamnya.” (al- Furqan: 75)
Di samping itu, orang-orang yang sabar adalah golongan yang senantiasa mendapatkan pertolongan, perlindungan, dan pembelaan dari Pencipta-Nya karena Dia mencintai mereka. Hal ini sebagaimana yang Allah Subhanahu wata’ala beritakan di dalam firman-Nya,
وَكَأَيِّن مِّن نَّبِيٍّ قَاتَلَ مَعَهُ رِبِّيُّونَ كَثِيرٌ فَمَا وَهَنُوا لِمَا أَصَابَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَمَا ضَعُفُوا وَمَا اسْتَكَانُوا ۗ وَاللَّهُ يُحِبُّ الصَّابِرِينَ
“Berapa banyak nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut(nya) yang bertakwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, tidak lesu, dan tidak (pula) menyerah kepada musuh. Allah menyukai orangorang yang sabar.” (Ali ‘Imran: 146)
AKU DAN SABARKU
Aku akan bersabar walau kesabaranku tak sanggup lagi menanggung kesabaranku
Aku akan tetap bersabar sampai Allah memperkenankanku dalam satu perkara
Aku akan tetap bersabar sampai kesabaran tahu bahwa aku telah bersabar atas sesuatu yang lebih pahit daripada kesabaran itu sendiri
Innallaha ma’ashobirin
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam berkata,
…وَأَنَّ النَّصْرَ مَعَ الصَّبْرِ
“Sesungguhnya pertolongan itu (akan datang) bersama dengan kesabaran.” (HR. Ahmad)
Innallaha ma’ashobirin
Sabar bukan berarti menyerah tanpa usaha,,,
Sabar bukan pula perjuangan tanpa hasil…
Tapi sabar adalah taman kesejukan diantara ikhtiar dan tawakal.
Sabar adalah perwujudan keyakinan kuat akan janji Allah.
Dengan sabar,percayalah dan yakinlah bahwa Allah akan segera menyambut niat dan keinginan tulus seorang hambaNya…
“Hai orang-orang yang beriman, Bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung.” (QS.Ali Imran [3] : 200).
Cara Mengatasi Masalah
mengatasi masalah Cara mengatasi masalah adalah salah satu pokok bahasan yang menarik untuk kita simak. Bagaimana tidak, semua orang memiliki masalah dan masalah tidak akan ada pernah habisnya. Ada yang mengatakan, selama kita hidup kita tidak pernah lepas dari masalah. Sebenarnya saya tidak setuju, mati pun masih memiliki masalah jika kita tidak mendapatkan ridha Allah SWT. Hanya jika kita sudah di syurga, barulah tidak ada masalah.
Jika kita selalu mendapatkan masalah, lalu buat kita harus mengatasi masalah? Mengatasi masalah tetap harus dilakukan meski kita akan masuk ke masalah lain. Sebab jika masalah saat ini tidak diatasi maka masalah akan numpuk dan hidup kita akan semakin sulit. Jika kita mampu menyelesaikan setiap masalah yang datang, maka hidup akan terasa lebih ringan dan indah.
Allah Ta’ala berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ
“Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat.” (QS. Al-Baqarah: 153)
Cara Mengatasi Masalah :
1: Tetaplah Berpikir Positif, jika Anda berpikiran negatif, merasa masalah tidak mungkin dipecahkan, maka tidak akan lagi usaha untuk memecahkan masalah tersebut. Padahal, sebesar apa pun masalah Anda, insya Allah Anda, sanggup untuk mengatasinya.
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya. (QS. Al Baqarah:286)
2 : Berpikirlah Kreatif
Berpikir kreatif adalah kemampuan untuk menghasilkan ide-ide baru. Ide-ide tersebut diperlukan untuk memecahkan masalah Anda. Jika satu ide tidak berhasil, maka carilah ide lain, dan seterusnya. Jadi, agar Anda tangguh menghadapi masalah apa pun yang datang, Anda perlu berpikir kreatif. Miliki Motivasi Untuk Bertindak
Adalah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, apabila menghadapi suatu masalah, beliau berdoa,
يَا حَيُّ يَا قَيُّومُ بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيثُ
”Wahai Yang Maha Hidup Kekal, Yang terus menerus mengurus (mahluk-Nya), hanya dengan rahmat-Mu saja, saya meminta pertolongan.” (HR. al-Tirmidzi no. 3524)
Cara Keluar Dari Masalah Yang Bertubi-tubi
1. kemampuan Anda dalam mengatasi masalah masih kurang. Sehingga Anda memerlukan waktu yang lama untuk mengatasi masalah. Bisa jadi, satu masalah belum Anda atasi, maka datang lagi masalah lain. Mungkin, sebenarnya masalah yang datang itu dalam porsi yang normal, tetapi karena kita lambat dalam menyelesaikannya, seolah masalah datang bertubi-tubi.
2. dan ini adalah menyebab yang paling harus mendapatkan perhatian, yaitu karena orang tersebut tidak mau mengembangkan dirinya. Sebagai contoh, banyak orang yang mengeluh karena tidak punya uang. Dia punya masalah karena bingung untuk membeli beras. Beras belum didapat, biaya sekolah harus dibayar, kontrakan sudah habis, dan sebagainya. Yang menjadi masalah, banyak orang yang tidak mau meningkatkan kemampuan mencari uang. Artinya, jika Anda tidak mau diterpa masalah uang terus menerus, maka bangkitlah, jadilah orang yang pandai mencari uang.
3. terjebak pada pemikiran sempit saja, yaitu hanya fokus pada masalah spesifik yang sedang dihadapi saja tanpa memikirkan akar permasalah kepada dia terus menerus mendapatkan masalah.
Jadi, jika Anda ingin keluar dari masalah yang bertubi-tubi ialah Anda harus tahu cara mengatasi masalah dan meningkatkan kemampuan diri secara terus menerus.
Kesimpulan
Cara mengatasi masalah, apa pun masalahnya, fondasinya pada kemampuan untuk tetap berpikir positif, agar pikiran Anda tetap jernih dan memiliki harapan. Yang kedua, Anda harus memiliki kreativitas agar mampu menghasilkan ide-ide solusi. Dan yang ketiga Anda harus memiliki motivasi untuk mengambil tindakan mengaplikasikan ide-ide solusi Anda.
Kemudian, agar Anda terlepas dari masalah yang bertubi-tubi, mastikan Anda menguasai cara mengatasi masalah dan tetaplah mengembangkan diri.
Allah Mahakuasa melakukan apa saja. Dia mampu menjadikan segala kemudahan menjadi sesuatu yang sulit, juga sesuatu yang sulit menjadi mudah. Tidak ada yang susah bagi-Nya, karena Dia Mahakuasa atas segala-galanya. Karenanya ketika menghadapi kesulitan dan berbagai cobaan hidup kita tidak boleh putus asa. Masih ada Allah yang bisa kita minta dan mohon pertolongan-Nya. Maka kita diperintahkan untuk berdoa saat mengalami kesulitan,
اَللَّهُمَّ لا سَهْلَ إِلاَّ مَا جَعَلْتَهُ سَهْلاً وَ أَنْتَ تَجْعَلُ الْحَزْنَ إِذَا شِئْتَ سَهْلاً
Allaahumma Laa Sahla Illaa Maa Ja’altahu Sahlaa Wa Anta Taj’alul Hazna Idza Syi’ta Sahlaa
“Ya Allah, tidak ada kemudahan kecuali apa yang Engkau jadikan mudah. Dan apabila Engkau berkehendak, Engkau akan menjadikan kesusahan menjadi kemudahan.”
... Keep Spiriit..... Keep Istiqomah.....Keep Smile ....
Wasalam
Janganlah bicara dengan Kedengkian tapi dengan beristighfar dan dzikirullah.
Jika Anda semua ingin bisa mengetahui SIRRUL ASRAR (RAHASIA DARI SEGALA RAHASIA KEHIDUPAN atau Rahasia dalam Rahasia atau Rahasia Yang Tersembunyi dan di Sembunyikan) DENGAN CARA PENYUCIAN DIRI
DAN MEMPERBANYAK BERDZIKIR
Terdapat berbagai peringkat dzikir dan masing-masing ada cara yang berlainan. Ada yang diucapkan dengan lisan secara kuat dan ada pula yang diucapkan secara sirri, dari lubuk hati. Pada peringkat permulaan seseorang perlu menyebutkan ucapan dzikirnya dengan lisan secara berbunyi. Kemudian peringkat demi peringkat zikir mengalir ke dalam diri, turun kepada hati, naik kepada roh dan seterusnya pergi semakin jauh yaitu kepada bagian rahasia-rahasia, pergi lagi kepada yang lebih jauh yaitu bagian yang tersembunyi sehingga kepada yang paling tersembunyi dari yang tersembunyi. Sejauh mana dzikir masuk ke dalam, peringkat yang dicapainya, tergantung pada sejauh mana Allah dengan kemurahan-Nya membimbing seseorang.
Dzikir pada bagian tersembunyi akan membawa seseorang kepada:
فى مَقعَدِ صِدقٍ عِندَ مَليكٍ مُقتَدِرٍ
“Di tempat duduk yang haq, di sisi Raja Agung yang sangat berkuasa”. (Surah Qamar, ayat 55).
Dzikir akhir disebut dzikir khafi al-khafi (yang paling Tersembunyi daripada yang Tersembunyi – membawa seseorang kepada suasana fana diri sendiri dan penyatuan dengana yang haq. Dalam kenyataannya tiada sesuatu kecuali Allah yang mengetahui keadaan orang yang telah masuk ke dalam alam yang mengandung semua pengetahuan, kesudahan kepada semua dan segala perkara)
PENYUCIAN DIRI YANG SEMPURNA ADALAH BIASANYA DI LAKUKAN OLEH INSAN YANG MENGASINGKAN DIRINYA DAN MEMBEBASKAN DIRINYA DARIPADA SEGALA URUSAN DUNIA DAN MENYATUKAN MATA DAN HATINYA HANYA KEPADA ALLAH.
Untuk membebaskan seseorang daripada Perbuatan buruk dengan cara menyucikan dan menyinarkan cermin hatinya. Penyucian ini dilakukan dengan mendapatkan pengetahuan, dengan beramal menurut pengetahuan itu, dengan usaha dan keberanian, melawan ego diri, menghapuskan yang banyak pada diri, mencapai ke esaan. Perjuangan ini berterusan sehingga hati menjadi hidup dengan cahaya keesaan – dan dengan cahaya keesaan itu mata bagi hati yang suci akan melihat hakikat sifat-sifat Allah di sekeliling dan pada dirinya.
Allah berfirman: “Siapa yang buta di dunia buta juga di akhirat”. (Surah Bani Israil, ayat 72).
Bukan buta mata yang di kepala tetapi buta mata yang di hati yang menghalang seseorang daripada melihat cahaya hari akhirat. Firman Allah: “Bukan matanya yang buta tetapi hatinya yang di dalam dada”. (Surah Hajj, ayat 46).
Tujuan penyucian itu ada dua jenis: Pertama untuk membolehkannya masuk kepada alam sifat-sifat Ilahi dan kedua untuk mencapai makam Zat.
Penyucian untuk memasuki alam sifat-sifat Ilahi memerlukan pelajaran yang membimbing seseorang di dalam proses penyucian cermin hati daripada gambaran hewan manusia dengan cara rayuan, ucapan atau memikirkan dan mendoakan pada nama-nama Ilahi. Ucapan itu menjadi kunci, perkataan rahasia yang membuka hati. Hanya bila mata itu terbuka barulah boleh dia melihat sifat-sifat Allah yang sebenarnya. Kemudian mata itu melihat gambaran kemurahan Allah, nikmat, rahmat dan kebaikan-Nya di atas cermin hati yang murni itu. Nabi s.a.w bersabda, “Mukmin adalah cermin bagi sesama mukmin”.
Penyucian yang bertujuan mencapai Zat Ilahi adalah melalui terus menerus mentafakurkan kalimah tauhid. Ada tiga nama ke esaan, tiga yang akhir daripada dua belas nama-nama Ilahi. Nama-nama tersebut ialah:
LA ILAHA ILLA LLAH : Tiada yang ada kecuali Allah
ALLAH : Nama khusus bagi Tuhan
HU : Allah yang bersifat melampaui sesuatu
HAQ : Yang sebenarnya (Hakikat)
HAYYUN : Hidup Ilahi yang kekal abadi
QAYYUM : Berdiri dengan sendiri yang segala kewujudan bergantung kepada-Nya
QAHHAR : Yang Maha Memaksa, meliputi segala sesuatu
WAHHAB : Pemberi tanpa batas
WAHID : Yang Esa
AHAD : Esa
SAMAD : Sumber kepada segala sesuatu
Nama-nama ini mestilah diseru bukan dengan lidah biasa tetapi dengan lidah rahasia bagi hati. Hanya dengan itu mata hati melihat cahaya keesaan. Bila cahaya suci Zat menjadi nyata semua nilai-nilai kebendaan lenyap, semua menjadi tiada apa-apa. Ini adalah suasana menghabiskan sepenuhnya segala perkara, kekosongan yang melampaui semua kekosongan. Kenyataan cahaya Ilahi memadamkan semua cahaya:
“Tiap-tiap sesuatu akan binasa kecuali Zat-Nya”. (Surah Qasas, ayat 88).
“Allah hapuskan apa yang Dia kehendaki dan Dia tetapkan apa yang Dia kehendaki, kerana pada sisi-Nya ibu kitab”. (Surah ar-Ra’d, ayat 39).
Bila semuanya lenyap apa yang tinggal selamanya adalah roh suci. Ia melihat dengan cahaya Allah. Ia melihat-Nya, Dia melihatnya. Di sana tiada gambaran, tiada persamaan di dalam melihat-Nya:
“Tiada sesuatu yang serupa dengan-Nya. Dia mendengar dan melihat”. (Surah asy-Syura, ayat 11).
Apa yang ada hanyalah cahaya murni yang mutlak. Tidak ada apa untuk diketahui lebih dari itu. Itu adalah alam fana diri. Allah memerintahkan melalui Rasul-Nya,“Pisahkan diri kamu dari segala perkara dan carilah keesaan”. Pemisahan itu bergerak daripada semua yang keduniaan kepada kekosongan dan ketiadaan. Hanya dengan itu kamu memperolehi sifat-sifat Ilahi. Itulah yang dimaksudkan oleh Nabi s.a.w apabila bersabda, “Sucikan diri kamu, benamkan diri kamu dalam sifat-sifat yang suci (sifat Ilahi)”.
Apa saja yang kamu buat di sini, dhohir kamu mestilah menurut syari’at (jalan) yang lurus. Ia hanya mungkin dengan mengikuti dan mematuhi serta memelihara peraturan dan hukum agama. Untuk berbuat demikian seseorang haruslah menyadari, mengingati Allah malam dan siang, lahir dan batin, berterusan. Bagi mereka yang menyaksikan yang haq mengingati Allah adalah wajib sebagaimana perintah-Nya:
فَاذكُرُوا اللَّهَ قِيٰمًا وَقُعودًا وَعَلىٰ جُنوبِكُم
“Maka hendaklah kamu ingat kepada Allah sambil berdiri dan sambil duduk dan sambil (berbaring) atas rusuk-rusuk kamu” . (Surah Nisaa’, ayat 103).
الَّذينَ يَذكُرونَ اللَّهَ قِيٰمًا وَقُعودًا وَعَلىٰ جُنوبِهِم وَيَتَفَكَّرونَ فى خَلقِ السَّمٰوٰتِ وَالأَرضِ رَبَّنا ما خَلَقتَ هٰذا بٰطِلًا سُبحٰنَكَ فَقِنا عَذابَ النّارِ
“(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “”Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” (Surah Imraan, ayat 191).
Orang yang Bingung Berarti Mulai Kehilangan Islamnya
Kalau ada orang yang bingung antara mau menjadi "Liberal" atau menjadi "Teroris" berarti dia sudah mulai kehilangan Islam dari dirinya. Orang seperti ini adalah korban perang pemikiran yang dilancarkan Dunia Barat sekular kepada Islam. Perang ini berusaha memaksa umat Islam untuk memilih antara harus menjadi Muslim "fundamentalis" atau menjadi Muslim "moderat" atau "liberal". "Fundamentalis" dianggap cenderung menjadi teroris, sedangkan "liberal" dianggap bisa hidup seenak syahwat layaknya bangsa Barat.
“ketika orang lain bergantung pada dunia, gantunglah dirimu hanya pada Allah. Ketika orang lain merasa bahagia karena kekasih mereka, jadilah dirimu merasa bahagia dengan Allah dan ketika orang-orang menghadap raja dan pembesar untuk mengais harta & mencintai mereka, jadilah dirimu betul-betul MENCINTAI ALLAH”
Sabar terhadap ketaatan kepada Allah SWT, sabar dari maksiat dan hal-hal yang diharamkan Allah SWT, dan sabar terhadap musibah yang ditakdirkan Allah SWT
Allah Subhanahu wata’ala berfirman,
نْ أَحْسَنْتُمْ أَحْسَنْتُمْ لأنْفُسِكُمْ وَإِنْ أَسَأْتُمْ فَلَهَا
“Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, Maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri.”(Q.S.Al-Isra : 7).
Allah Subhanahu wata’ala berfirman,
لا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلا وُسْعَهَا
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.” (Q.S. Al-Baqarah : 286)
“Apabila keluarga Nabi s.a.w. ditimpa suatu kesulitan, maka beliau menyuruh keluarganya mendirikan shalat seraya membaca ayat al-Qur’an:
وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلٰوةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا لاَ نَسْئَلُكَ رِزْقًا نَحْنُ نَرْزُقُكَ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوَى
firman Allah SWT :
“Dan perintahkanlah keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang-orang yang bertaqwa.” (Q.S. Thaahaa : 132). [6]
Sabar sebelum melakukan sebuah amalan, diwujudkan dengan meluruskan niat dan melepaskan diri dari noda-noda riya’. Sabar saat melaksanakannya yang tentunya tidak mudah (beban berat), akan ada banyak rintangan dan ujian serta jalan yang panjang.
Allah Subhanahu wata’ala berfirman,
فَمَن كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا
“ Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Rabbnya, hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadah kepada Rabbnya.” (al-Kahfi: 110)
Allah Subhanahu wata’ala Yang Maha Penyayang juga mengabarkan tentang kemuliaan yang akan mereka dapat di akhirat nanti,
أُولَٰئِكَ يُجْزَوْنَ الْغُرْفَةَ بِمَا صَبَرُوا وَيُلَقَّوْنَ فِيهَا تَحِيَّةً وَسَلَامًا
“Mereka itulah orang yang dibalasidengan martabat yang tinggi (dalam Al-Ustadz Abul Abbas Muhammad Ihsan surga) karena kesabaran mereka dan mereka disambut dengan penghormatan dan ucapan selamat di dalamnya.” (al- Furqan: 75)
Di samping itu, orang-orang yang sabar adalah golongan yang senantiasa mendapatkan pertolongan, perlindungan, dan pembelaan dari Pencipta-Nya karena Dia mencintai mereka. Hal ini sebagaimana yang Allah Subhanahu wata’ala beritakan di dalam firman-Nya,
وَكَأَيِّن مِّن نَّبِيٍّ قَاتَلَ مَعَهُ رِبِّيُّونَ كَثِيرٌ فَمَا وَهَنُوا لِمَا أَصَابَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَمَا ضَعُفُوا وَمَا اسْتَكَانُوا ۗ وَاللَّهُ يُحِبُّ الصَّابِرِينَ
“Berapa banyak nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut(nya) yang bertakwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, tidak lesu, dan tidak (pula) menyerah kepada musuh. Allah menyukai orangorang yang sabar.” (Ali ‘Imran: 146)
AKU DAN SABARKU
Aku akan bersabar walau kesabaranku tak sanggup lagi menanggung kesabaranku
Aku akan tetap bersabar sampai Allah memperkenankanku dalam satu perkara
Aku akan tetap bersabar sampai kesabaran tahu bahwa aku telah bersabar atas sesuatu yang lebih pahit daripada kesabaran itu sendiri
Innallaha ma’ashobirin
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam berkata,
…وَأَنَّ النَّصْرَ مَعَ الصَّبْرِ
“Sesungguhnya pertolongan itu (akan datang) bersama dengan kesabaran.” (HR. Ahmad)
Innallaha ma’ashobirin
Sabar bukan berarti menyerah tanpa usaha,,,
Sabar bukan pula perjuangan tanpa hasil…
Tapi sabar adalah taman kesejukan diantara ikhtiar dan tawakal.
Sabar adalah perwujudan keyakinan kuat akan janji Allah.
Dengan sabar,percayalah dan yakinlah bahwa Allah akan segera menyambut niat dan keinginan tulus seorang hambaNya…
“Hai orang-orang yang beriman, Bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung.” (QS.Ali Imran [3] : 200).
Cara Mengatasi Masalah
mengatasi masalah Cara mengatasi masalah adalah salah satu pokok bahasan yang menarik untuk kita simak. Bagaimana tidak, semua orang memiliki masalah dan masalah tidak akan ada pernah habisnya. Ada yang mengatakan, selama kita hidup kita tidak pernah lepas dari masalah. Sebenarnya saya tidak setuju, mati pun masih memiliki masalah jika kita tidak mendapatkan ridha Allah SWT. Hanya jika kita sudah di syurga, barulah tidak ada masalah.
Jika kita selalu mendapatkan masalah, lalu buat kita harus mengatasi masalah? Mengatasi masalah tetap harus dilakukan meski kita akan masuk ke masalah lain. Sebab jika masalah saat ini tidak diatasi maka masalah akan numpuk dan hidup kita akan semakin sulit. Jika kita mampu menyelesaikan setiap masalah yang datang, maka hidup akan terasa lebih ringan dan indah.
Allah Ta’ala berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ
“Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat.” (QS. Al-Baqarah: 153)
Cara Mengatasi Masalah :
1: Tetaplah Berpikir Positif, jika Anda berpikiran negatif, merasa masalah tidak mungkin dipecahkan, maka tidak akan lagi usaha untuk memecahkan masalah tersebut. Padahal, sebesar apa pun masalah Anda, insya Allah Anda, sanggup untuk mengatasinya.
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya. (QS. Al Baqarah:286)
2 : Berpikirlah Kreatif
Berpikir kreatif adalah kemampuan untuk menghasilkan ide-ide baru. Ide-ide tersebut diperlukan untuk memecahkan masalah Anda. Jika satu ide tidak berhasil, maka carilah ide lain, dan seterusnya. Jadi, agar Anda tangguh menghadapi masalah apa pun yang datang, Anda perlu berpikir kreatif. Miliki Motivasi Untuk Bertindak
Adalah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, apabila menghadapi suatu masalah, beliau berdoa,
يَا حَيُّ يَا قَيُّومُ بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيثُ
”Wahai Yang Maha Hidup Kekal, Yang terus menerus mengurus (mahluk-Nya), hanya dengan rahmat-Mu saja, saya meminta pertolongan.” (HR. al-Tirmidzi no. 3524)
Cara Keluar Dari Masalah Yang Bertubi-tubi
1. kemampuan Anda dalam mengatasi masalah masih kurang. Sehingga Anda memerlukan waktu yang lama untuk mengatasi masalah. Bisa jadi, satu masalah belum Anda atasi, maka datang lagi masalah lain. Mungkin, sebenarnya masalah yang datang itu dalam porsi yang normal, tetapi karena kita lambat dalam menyelesaikannya, seolah masalah datang bertubi-tubi.
2. dan ini adalah menyebab yang paling harus mendapatkan perhatian, yaitu karena orang tersebut tidak mau mengembangkan dirinya. Sebagai contoh, banyak orang yang mengeluh karena tidak punya uang. Dia punya masalah karena bingung untuk membeli beras. Beras belum didapat, biaya sekolah harus dibayar, kontrakan sudah habis, dan sebagainya. Yang menjadi masalah, banyak orang yang tidak mau meningkatkan kemampuan mencari uang. Artinya, jika Anda tidak mau diterpa masalah uang terus menerus, maka bangkitlah, jadilah orang yang pandai mencari uang.
3. terjebak pada pemikiran sempit saja, yaitu hanya fokus pada masalah spesifik yang sedang dihadapi saja tanpa memikirkan akar permasalah kepada dia terus menerus mendapatkan masalah.
Jadi, jika Anda ingin keluar dari masalah yang bertubi-tubi ialah Anda harus tahu cara mengatasi masalah dan meningkatkan kemampuan diri secara terus menerus.
Kesimpulan
Cara mengatasi masalah, apa pun masalahnya, fondasinya pada kemampuan untuk tetap berpikir positif, agar pikiran Anda tetap jernih dan memiliki harapan. Yang kedua, Anda harus memiliki kreativitas agar mampu menghasilkan ide-ide solusi. Dan yang ketiga Anda harus memiliki motivasi untuk mengambil tindakan mengaplikasikan ide-ide solusi Anda.
Kemudian, agar Anda terlepas dari masalah yang bertubi-tubi, mastikan Anda menguasai cara mengatasi masalah dan tetaplah mengembangkan diri.
Allah Mahakuasa melakukan apa saja. Dia mampu menjadikan segala kemudahan menjadi sesuatu yang sulit, juga sesuatu yang sulit menjadi mudah. Tidak ada yang susah bagi-Nya, karena Dia Mahakuasa atas segala-galanya. Karenanya ketika menghadapi kesulitan dan berbagai cobaan hidup kita tidak boleh putus asa. Masih ada Allah yang bisa kita minta dan mohon pertolongan-Nya. Maka kita diperintahkan untuk berdoa saat mengalami kesulitan,
اَللَّهُمَّ لا سَهْلَ إِلاَّ مَا جَعَلْتَهُ سَهْلاً وَ أَنْتَ تَجْعَلُ الْحَزْنَ إِذَا شِئْتَ سَهْلاً
Allaahumma Laa Sahla Illaa Maa Ja’altahu Sahlaa Wa Anta Taj’alul Hazna Idza Syi’ta Sahlaa
“Ya Allah, tidak ada kemudahan kecuali apa yang Engkau jadikan mudah. Dan apabila Engkau berkehendak, Engkau akan menjadikan kesusahan menjadi kemudahan.”
... Keep Spiriit..... Keep Istiqomah.....Keep Smile ....
Wasalam
Assalamu Alaikum mantap
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus